Kepala BNPB Paparkan Dampak dan Upaya Penanganan Bencana di Tiga Provinsi dari Posko Silangit

bnpb Foto: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., Dok: Isitmewa.

Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., memaparkan perkembangan penanganan darurat bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat dalam konferensi pers di Bandara Silangit, Jumat (28/11). Hingga hari ini, total korban tercatat 178 meninggal dunia, 79 hilang, dan 12 luka-luka.

Di Sumatera Utara saja, sebanyak 116 orang meninggal dan 42 masih hilang. Suharyanto menjelaskan bahwa data masih mungkin bertambah mengingat sejumlah lokasi belum dapat ditembus tim gabungan. “Data ini bisa berkembang, masih ada titik longsor yang diindikasikan memiliki korban,” tegasnya.

Gangguan akses juga menjadi tantangan utama. Jalur nasional Sidempuan–Sibolga serta Sipirok–Medan terputus di beberapa titik. Di Mandailing Natal, sejumlah ruas jalan rusak berat akibat banjir dan longsor. Pembukaan akses terus dilakukan dengan pengerahan alat berat.

Penyaluran logistik darurat telah bergerak cepat di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal, termasuk bantuan Presiden berupa tenda, alat komunikasi, genset, LCR, hingga kompresor. Khusus untuk mengatasi gangguan komunikasi, BNPB memasang perangkat Starlink di posko dan titik-titik pengungsian.

Selain itu, BNPB bersama kementerian/lembaga dan TNI-Polri sudah mengaktifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Sumatera Utara sejak Kamis (27/11) guna mengalihkan potensi awan hujan ke wilayah aman. Empat sortie telah dilakukan menggunakan 3.200 kilogram bahan semai.

“Kami terus bekerja untuk mempercepat pembukaan akses, pendistribusian logistik, serta pencarian korban,” ujar Suharyanto. Ia menambahkan bahwa dirinya memimpin langsung penanganan darurat di Silangit, sementara unsur BNPB lain telah ditugaskan khusus untuk Aceh dan Sumatera Barat.