Kurang Dua Bulan, Kementerian PUPR Telah Bangun 17 dari 24 Sekolah Sementara di Pidie Jaya

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Foto: Bangunan Sekolah yang Rusak Akibat Gempa di Pidie Jaya

Jakarta - Sesuai perintah Presiden Jokowi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan 17 dari 24 sekolah sementara yang dibangun untuk menggantikan sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi 7 Desember  2016 yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya.
 
Pembangunan sekolah sementara menggunakan sistem modular atau dikenal juga knockdown, sehingga sebagian besar sekolah sementara tersebut saat ini sudah selesai dan dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar.
 
“Kita mulai membangun sekolah sementara pada tanggal 21 Desember 2016. Dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan, kita selesaikan tugas ini dengan tepat waktu, walaupun terdapat gangguan hujan. Untuk membangun secara cepat kata kuncinya adalah standarisasi dan fabrikasi. Nantinya setelah pembangunan permanen selesai, bangunan sementara ini bisa dibongkar dan dipergunakan kembali,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga yang juga bertindak sebagai Ketua Satgas Penanganan Bencana Aceh saat jumpa pers di Jakarta.
 
Sekolah sementara yang telah selesai pembangunannya dan telah dimanfaatkan yaitu, SMPN 3 Bandar Baru, SDN Jiem Jiem, SDN Tampui, SMPN Tampui, PAUD Kasih Ibu, SDN Peulandok Tunong, SD Mesjid Trienggadeng, SMKN 1 Bandar Baru, SDN Maliem Dagang, SMKN 1 Bandar Dua, SMPN 1 Samalanga, SMPN Pante Raja, MIN Paru, MAN Trienggadeng, MTSN Meureudu, SDN 3 Meureudu dan RA An-Nur.
 
Sedangkan sisanya ditargetkan selesai pada pertengahan Februari, yaitu MTSN Pangwa, MIN 2 Beuracan, MIN Panteraja, SD Peudeuk Tunong, SDN Muka Blang, MAS Panteraja dan MAS Ulumul Quran.
 
“Dari 24 sekolah sementara tersebut, jumlah unit yang akan dibangun keseluruhan adalah 150 unit, yang terdiri dari ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, mushola, laboratorium dan sebagainya. Sebagian telah selesai, fase terakhir pertengahan hingga akhir Februari akan diselesaikan semuanya yang tersisa 20 persen tersebut,” tambahnya.
Danis mengungkapkan anggaran untuk pembangunan sekolah adalah Rp 26 miliar, dengan memanfaatkan dana siap pakai BNPB. Sedangkan untuk bangunan permanen kami sudah melakukan perhitungan dengan kebutuhan anggaran Rp 166 miliar.
 
Danis mengatakan, untuk perbaikan dan pembangunan bangunan permanen, saat ini sedang dalam tahap persiapan, sedang dibahas oleh pemerintah untuk dikeluarkan dasar aturan pelaksanaannya dalam bentuk Perpres, termasuk sumber penganggarannya.
 
Selain sekolah dan madrasah sementara, Kementerian PUPR juga ditugaskan untuk membangun Rumah Sakit Sementara di RSUD Pidie Jaya yang saat ini telah melalui tahap pembersihan dan pemadatan lahan.
 
“Yang ditangani selain sekolah dan madrasah juga ditambah pasar, masjid dan meunasah, yang nanti harus kita kembalikan menjadi permanen, ada RSUD juga yang cukup vital yang harus  kita perbaiki,” tambah Danis.
 
Perbaikan sekolah permanen nantinya akan menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang merupakan teknologi tahan gempa, dan diperkirakan pembangunannya memakan waktu 6-12 bulan.