Desember 2016 Utang Indonesia Rp 3.466,96 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani defisit utang indonesia apbn pdb dpr Foto: Menkeu Sri Mulyani menjadi pembicara dalam seminar Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017 di Gedung DPR, Jakarta.

Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir utang Indonesia terus mengalami kenaikan. Hingga posisi Desember 2016, utang pemerintah mencapai Rp 3.466,96 triliun, atau melonjak Rp 301,83 triliun dibanding periode 2015.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani kondisi utang pemerintah yang terus naik dalam beberapa tahun terakhir diakibatkan kondisi anggaran negara yang terus mengalami pelebaran defisit.

"Defisit (anggaran) ada implikasi, yaitu utang," kata perempuan yang kerap disapa Ani itu saat membuka acara seminar tentang defisit anggaran di Gedung DPR, Jakarta.

Ani menuturkan, pelebaran defisit terjadi sejak 2011 lalu. Bahkan pada 2016, defisit anggaran mencapai 2,46 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau mencapai Rp 307 triliun.

Defisit Anggaran berarti penerimaan negara lebih kecil dibandingkan anggaran yang harus dibelanjakan. Kecilnya penerimaan negara dipengaruhi banyak faktor mulai dari lesunya ekspor impor hingga loyonya penerimaan pajak.

Di dalam kondisi itu, pemerintah mau tidak mau menambal defisit dengan utang. Tanpa itu, anggaran tidak akan mencukpi pembiayaan pembangunan yang sudah disusun di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Meski begitu, Ani menilai rasio utang yang mencapai 28 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih aman.

Sebab, sejumlah negara lain justru memiliki rasio utang yang lebih besar. Misalnya saja Jepang, dengan rasio utang hingga 245 persen-250 persen dan Yunani hingga 200 persen.