Foto: Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo saat meninjau pelaksanaan program Padat Karya Tunai (PKT) dana desa di Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jakarta - Infrastruktur yang dibangun oleh dana desa berkontribusi membantu meningkatkan pendapatan petani Indonesia. “Membantu peningkatan produktivitas dan mempermudah akses pertanian, yang kemudian berdampak pada penurunan biaya produksi hingga distribusi. Karena kalau tidak ada infrastruktur, setiap hari petani akan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Dengan adanya infrastruktur, dapat menurunkan biaya, sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo dalam keterangan tertulis, Jumat (5/4). Terkait infrastruktur, lanjutnya, Indonesia sejak 2015 mempunyai program yang memberikan dana langsung ke seluruh desa (dana desa). Menurutnya, saat pertama kali disalurkan dana desa tersebut fokus pada pembangunan infrastruktur. Tidak sedikit jenis infrastruktur dari dana desa yang membantu peningkatan produksi dan akses pertanian, seperti jalan desa, jembatan, jalan pertanian, saluran irigasi, embung, drainase, dan penahan tanah. "Pertama yang dibangun adalah untuk infrastruktur. Ada banyak infrastruktur yang dibangun untuk mendukung pertanian," ungkapnya. Di sisi lain, menurutnya Indonesia juga memiliki program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), dengan membuat klaster-klaster ekonomi perdesaan. Prukades melibatkan 19 kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, BUMN, dan swasta. "Desa miskin karena mereka banyak tidak fokus, memproduksi banyak komoditi sehingga tidak mencukupi skala ekonomi. Mengatasinya, kami punya Prukades untuk membuat klaster ekonomi," terangnya. Eko mengatakan model pembangunan desa yang diterapkan Indonesia saat ini telah mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat desa, yakni Rp 572.586 pada 2013 menjadi Rp 804.011 pada 2018. "Angka stunting juga mengalami penurunan secara signifikan dari 37% pada 2013 menjadi 30% pada 2018," ujarnya. BACA JUGA : Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.