Dittipid Narkoba Bareskrim Polri

Fokus pada Pemberantasan dan Pencegahan Peredaran Gelap Narkoba

BrigjenPolKrisnoHalomoanSiregar Foto: Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Krisno Halomoan Siregar (tengah). ist

Jakarta-Saat ini tindak kejahatan perdagangan narkoba terjadi hampir di setiap negara di seluruh dunia.

Kejahatan ini banyak dilakukan karena dapat mendatangkan profit yang besar, disamping tingginya permintaan oleh para pengguna maupun pengedar, bahkan mereka rela untuk membayar mahal obat-obatan terlarang tersebut.

Di satu sisi, kondisi dan letak geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan membuat posisi Indonesia memiliki banyak pintu masuk lintas negara.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Krisno Halomoan Siregar dalam keterangan tertulisnya mengatakan, Polri tetap fokus pada pemberantasan dan pencegahan sindikat narkoba internasional.

Ia mengatkan, permasalahan narkoba merupakan permasalahan yang serius. Karena itu, harus ada upaya penanganan yang sinergi dan komprehensif.

“Indonesia membutuhkan bantuan koordinasi dengan agenci penegak hukum dalam mengantisipasi pemberantasan peredaran gelap narkoba (illicit drug trafficking),” ujarnya.
 
Sindikat kejahtan internasional juga telah menjadi perhatian United Nations Convention Against Transnational Organized Crime atau disebut UNTOC. Konvensi ini menjelaskan bahwa kejahatan teorganisir yang bersifat lintas batas negara.

Polri kata Krisno, dalam mengintensifkan tugasnya harus terus bekerja sama dengan negara-negara yang mengalami kejahatan perdagangan gelap narkoba.

Kerjasama ini akan membuka lebar jalan kerjasama instansi pemerintah dan non-pemerintah yang menangani khusus permasalahan narkoba di Indonesia sehingga kerjasama dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.

“Kerjasama dengan agenci penegak hukum internasional maupun dengan instansi terkait di tingkat nasional, karena kerjasama merupakan kata kunci dalam pemberantasan illicit drug trafficking,” katanya.

Pemutusan jaringan sindikat narkoba sangat diperlukan dalam menanggulangi perdagangan gelap narkoba ke Indonesia.

Bisa lewat program pelatihan pengawasan di pelabuhan dan bandara serta  memperketat pengawasan di wilayah perbatasan negara-negara singgah atau transit.

“Bisa dengan meningkatkan pelatihan anggota pelabuhan dan bandara untuk lebih mengenali adanya indikasi penyelundupan narkoba,” imbuhnya.

Belakangan ini, aparat penegak hukum terus menunjukkan keberhasilan dalam menggagalkan upaya menyelundupkan ribuan kilogram narkoba melalui jalur laut.
Kondisi ini merupakan langkah positif yang ditunjukkan penegak hukum Indonesia dalam upaya memerangi peredaran narkoba.

Karena itu, Krisno mengatakan, keberhasilan penggagalan penyelundupan narkoba bisa dijadikan momentum untuk modernisasi sistem dan peralatan.

“Semua dilakukan agar dapat memperoleh hasil lebih maksimal supaya Indonesia terbebas dari penyelundupan narkoba,” tutupnya.

   
BACA JUGA :