Foto: Bea Cukai Nunukan mengadakan focus group discussion (FGD) dengan instansi terkait dan pelaku usaha dalam upaya meningkatkan ekspor komoditi pertanian, pada 20 Mei 2021. Jakarta-Untuk menunjang pemulihan ekonomi nasional, bea cukai terus berupaya meningkatkan potensi ekspor dengan memberikan asistensi kepada pelaku usaha. Salah satu caranya, dengan mempererat sinergi dengan instansi pemerintah lainnya. Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Bea Cukai, Sudiro menyampaikan, pelayanan dan pemberian fasilitas yang baik disertai dengan memberikan bimbingan, edukasi, dan asistensi kepada para pelaku usaha. seperti di Kalimantan Utara, Bea Cukai Nunukan mengadakan focus group discussion (FGD) dengan instansi terkait dan pelaku usaha dalam upaya meningkatkan ekspor komoditi pertanian, pada 20 Mei lalu. Bersama beberapa instansi pemerintah dan asosiasi pengusaha di bidang pertanian, kegiatan dilaksanakan dengan tujuan membahas dan mencari solusi atas permasalahan terkait upaya peningkatan ekspor komoditas pertanian di Kabupaten Nunukan. “Kabupaten Nunukan adalah wilayah yang strategis dari sisi perekonomian, pertahanan, dan keamanan, pemerintah dan pelaku usaha harusnya dapat menciptakan interaksi positif khususnya dalam hubungan dagang dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina,” ujar Sudiro. Selain itu, Kabupaten Nunukan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi Desa Devisa dan sasaran Bea Cukai dalam memberikan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor kepada industri kecil dan menengah (KITE IKM). Sudiro menambahkan, harapannya pelaku usaha di bidang pertanian di Nunukan yang masih menjual produknya ke luar negeri dengan menggunakan skema lintas batas, dapat beralih ke skema perdagangan internasional (normal trade), sehingga devisa hasil ekspor (DHE) dapat tercatat di BPS dan Bank Indonesia. Di wilayah Jawa Timur, menindaklanjuti pelepasan ekspor perdana UMKM sarung tenun dan akan dibentuknya desa devisa di Desa Wedani, Cerme, Kabupaten Gresik, Bea Cukai Gresik mengadakan kegiatan diskusi mengenai impor bahan baku tenun dan asistensi fasilitas KITE IKM bersama Diskoperindag, Bank Syariah Indonesia dan masyarakat Wedani, pada 21 Mei lalu. “Saat ini Desa Wedani melakukan kegiatan produksi sarung tenun menggunakan bahan baku benang yang diperoleh dari distributor di Surabaya, dengan adanya Desa Devisa Wedani nanti, harapannya dapat mendukung UMKM untuk berani melakukan kegiatan ekspor,” kata Sudiro. Selain itu, dari Sulawesi Utara, Bea Cukai Bitung bersama pengguna jasa di wilayahnya mengikuti kegiatan asistensi dan piloting implementasi CEISA 4.0 Ekspor yang diadakan oleh Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai. Asistensi ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi piloting Ceisa 4.0 Ekspor yang sebelumnya diselenggarakan. “Dari kegiatan ini, kami membutuhkan adanya kritik, saran, dan masukan yang membangun dari para pengguna layanan yang berkesempatan mencoba langsung CEISA 4.0 Ekspor ini, tentunya untuk perbaikan Bea Cukai kedepan dalam memaksimalkan teknologi dalam pelayanan,” pungkas Sudiro. BACA JUGA : Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.