Stok Beras Melonjak, Bukan Hal Mustahil Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia

beras padi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bulog Foto: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman

Jakarta - Produksi padi dalam negeri di awal 2017 semakin baik dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Hingga awal Februari, dua gudang Bulog di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang masing-masing berkapasitas 1,3 juta ton beras sudah terisi penuh.
 
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut, produksi yang baik pada saat ini merupakan sebuah capaian positif, tetapi di sisi lain juga merupakan tantangan yang harus segera ditangani dengan cepat.
 
"Kita harus menyerap hasil produksi dengan cepat. Bulog sudah melakukannya sejauh ini tetapi harus lebih cepat lagi,” tuturnya.
 
Disebutkannya, hasil produksi dari Jabar dan Jateng telah dikirim ke Sumatera dan Kalimantan. “Sekali kirim bisa mencapai 50 ribu sampai 100 ribu ton. Ini pertama kalinya setelah 9 tahun terakhir produksi di Jabar dikirim ke Kalimantan,” paparnya.
 
Produksi yang berlebih pada awal tahun ini tidak terlepas dari porsi luas tanam akhir tahun lalu yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Kementan, luas tanam Oktober, November dan Desember 2016 masing-masing seluas 900 ribu hektare (ha), 1,2 juta ha dan 3,2 juta ha. Sedangkan, pada periode yang sama di 2015, angkanya hanya 485 ribu ha, 1 juta ha dan 2,5 juta ha.
 
Berbagai upaya percepatan dan pembangunan embung juga menjadi faktor utama meningkatnya produksi kali ini. “Intinya adalah bagaimana menghilangkan paceklik yang kerap terjadi pada Oktober hingga Januari karena kemarau. Kalau ada air yang mengalir tapi hanya mengalir saja sampai ke laut, kami bendung, bangun embung. Pakai pompa-pompa untuk mengairi sawah petani,” terangnya.
 
Saat ini, total persediaan beras yang tersimpan di gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mencapai 1,7 juta ton. Naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 900 ribu ton.
 
Dengan hasil positif yang dicapai saat ini, Amran mengungkapkan target Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia di 2045 mendatang bukan lagi hal yang mustahil.
 
“Tetapi harus diselesaikan satu per satu di dalam negeri. Kita selesaikan secara bertahap seluruh komoditas yang ekspor. Tidak bisa sekaligus. Tahun ini selesai beras, bawang selesai, cabai selesai tidak impor. Mudah-mudahan jagung paling lambat 2018,” jelasnya.