Taman Air Mancur Sri Baduga Purwakarta Masuk Top Five Wisata Indonesia

Taman Air Mancur Sri Baduga Purwakarta Menteri Pariwisata Arief Yahya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Foto: Taman Air Mancur Sri Baduga, Purwakarta.

Purwakarta - “Keren….,” kata pengujung ketika menyaksikan atraksi air mancur menari di Taman Air Mancur Sri Baduga, Purwakarta.

Decak kagum dan sorak-sorai pengunjung kembali riuh ketika air yang berwarna-warni menyemburkan cahaya dari pinggiran ke arah tengah danau seluas dua hektare yang dikenal dengan nama Situ Buleud itu.

Setelah itu, air mancur menari, berlenggok, membuat formasi indah mengikuti iringan musik. Atraksinya semakin dramatis ketika berpadu dengan warna-warna yang dipancarkan dari lampu sorot di sekeliling air mancur.

Pertunjukkan semakin membuat kagum pengunjung tatkala sinar laser yang ditembak dari luar danau menghadirkan visualisasi tiga dimensi dengan beragam bentuk di deretan air mancur yang menyembur membentuk dinding. “Indah sekali,” kembali suara terdengar.

Begitu sekilas gambaran ekspresi pengunjung menyaksikan pesona atraksi air mancur di Taman Sri Baduga yang telah diresmikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Sabtu, (18/2/).

"‎Taman Air Mancur Sri Baduga merupakan taman terbesar, terindah se-Asia Tenggara. Ini akan membanggakan warga Jawa Barat‎ terutama warga Purwakarta," kata Menteri Arief dalam sambutannya saat peresmian.

"Saya katakan Taman Air Mancur Sri Baduga ini masuk dalam top five wisata Indonesia," sambung Arief.

Dengan kehadiran atraksi air mancur menari itu Arief mengaku optimistis pemerintah Kabupaten Purwakarta bisa meraih target satu juta wisatawan.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, pertunjukan air mancur menari diklaim mampu menyaingi hal serupa yang berada di luar negeri. Meski demikian sejak peresmian tahap pertama sekira tiga tahun lalu hingga peresmian tahap tiga, taman tersebut bisa dinikmati secara gratis oleh Pemkab Purwakarta.

Bupati Dedi memiliki alasan tersendiri untuk tidak memungut tiket masuk ke dalam taman. Dia menilai tugas pemerintah adalah menjaga regulasi perputaran uang di daerah dan bukan sebanyak-banyaknya mencari keuntungan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Orang lain ngapain sih APBD dibuangin (pembuatan Taman Air Mancur Sri Baduga). Justru menurut saya tidak," tegas Dedi.

Dia mencontohkan, untuk setiap pertunjukan setidaknya pemerintah harus menggelontorkan uang Rp 30-50 juta untuk listrik dan operator. Namun hal tersebut tidak sebanding dengan perputaran uang yang terjadi di sekitaran Taman Air Mancur Sri Baduga seperti Kampoeng Maranggi dan Wisata Kuliner Tjeplak. Dari dua tempat tersebut satu malam bisa terjadi perputaran uang hingga Rp 1 miliar.

Belum lagi, lanjut Dedi, keberadaan taman tersebut pun mengikis pengeluaran keluarga saat mencari hiburan dikala weekend. Pasalnya jika satu keluarga terus menerus mencari hiburan ke luar daerah maka pengeluaran pun akan membengkak, berbeda halnya dengan berwisata di kawasan Situ Buleud yang sudah terintegrasi yang tidak akan lebih dari Rp 100-150ribu perkeluarga.

"Ini adalah cara kami menggerakan perekonomian publik. Kita membuat warga bahagia. Berawal dari Purwakarta kita bangun Indonesia sebagai negeri bahagia," ucapnya.

Seperti diketahui Taman Air Mancur Sri Baduga sejak pertama dibuka dan hingga kini digratiskan untuk warga. Khusus pertunjukan air mancur menari hanya dibuka pada Sabtu malam selama tiga sesi pertunjukan. Bahkan dalam beberapa waktu tertentu sesi pertunjukan bisa ditambah pada hari yang sama atau hari berbeda.

Selain terdapat air mancur terbesar se-Asia Tenggara, di kawasan wisata Situ Buleud pun setiap malam minggu terdapat Kampoeng Maranggi yang merupakan kumpulan pedagang sate maranggi dari berbagai daerah di Purwakarta dan Wisata Kuliner Tjeplak yang menyuguhkan berbagai makanan dan minuman yang rata-rata tradisional.

Sementara itu pada siang hari pada hari-hari biasa Situ Buleud tetap dibuka untuk umum sebagai sarana olahraga masyarakat. Bahkan warga pun berkesempatan memberi makan berbagai macam ikan yang jumlahnya mencapai puluhan ton yang berada di kawasan tersebut.

Jadi, tidak perlu jauh-jauh ke Singapura atau bahkan Dubai jika ingin melihat air mancur menari. Anda cukup pergi ke Purwakarta, Jawa Barat.

Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi tinggal masuk ke Tol Cipularang dan keluar di pintu Tol Jatiluhur atau Sadang. Namun, bagi yang menggunakan kendaraan umum, ada beberapa pilihan. Bus, travel, atau kereta sedia akan mengantar wisatawan.

Khusus yang berangkat dari Bandung, wisatawan bisa naik bis travel dari Baltos atau Pasteur Rp 30.000, menumpang bis Garut/Tasik-Bekasi atau Bandung-Bekasi dengan ongkos Rp 22.000, atau naik kereta Padalarang-Cibatu. Jika pergi dari Jakarta, pengunjung bisa naik bis travel dari Cawang, kereta, atau bus.

Nah, selamat menjelajahi Purwakarta!
 

   
BACA JUGA :