Kemenhub Tunjuk Pelindo I Sebagai Pemandu Kapal di Selat Malaka

pelindo menhub selat malaka Foto: Menhub Budi Karya Sumadi, Dirut Pelindo I Bambang Eka Cahyana dan jajaran saat meninjau pemanduan kapal di Selat Malaka.

Batam- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah resmi mendelegasikan wewenang pemanduan kapal laut yang melintas di Selat Malaka dan Selat Singapura dari Pemerintah kepada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I.
 
Seperti diketahui, kesibukan pelayaran di jalur sepanjang 550 mil Selat Malaka, menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, mengingat 80 % dari total luas wilayah lautnya masuk ke wilayah teritorial nusantara. Terlebih, tiga negara pantai sangat berkepentingan terhadap wilayah ini yakni Singapura dan Malaysia.
 
Jalur ini pun menjelma sebagai salah satu jalur tersibuk di dunia. Bahkan, sekitar 80 ribuan kapal melintasi perairan ini, baik kapal kargo maupun kapal tanker.
 
"Saya bangga dan mengapresiasi apa yang dicapai ini. Kita berjuang untuk hak yang semestinya sejak dulu kita jalankan. Saya mengamanahkan Pelindo I untuk mewakili negara di Selat Malaka," kata Menhub Budi Karya Sumadi di Batam, Kepulauan Riau, Senin (10/4).
 
"Saya lihat memang selama ini belum ada keseriusan yang mendalam. Belum melihat ini bagian yang strategis, (padahal) ini sangat strategis tidak saja hanya soal kedaulatan tapi keuntungan bisnis untuk negara melalui BUMN," terang Budi.
 
Di tempat yang sama, Dirut Pelindo I, Bambang Eka Cahyana menyambut positif pendelegasian tersebut. Ia pun optimis dapat menjalankan tugas dengan baik. "Kami opitmis bisa melakukan tugas dengan baik," tuturnya.
 
Ia juga mengatakan, Pelindo I telah menyiapkan seluruh sumber daya sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Guidelines to Implement The VPS in SOMS seperti tenaga pandu, kapal pandu dan stasiun pandu.
 
"Padatnya pelayaran di Selat Malaka-Selat Singapura dengan kontur alur pelayaran yang sempit, berkelok, dan di beberapa bagiannya adalah laut dangkal dengan kedalaman lebih kurang dari Mean Low Water Springs (MLWS) atau kurang dari rata-rata, sehingga membutuhkan jasa pemanduan profesional yang didukung peralatan lengkap," ujarnya.
 
Bambang berharap, dengan diresmikannya jasa pemanduan dan penundaan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura ini semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim di kawasan serta memperbesar kontribusi Pelindo I dalam mengembangkan beranda depan Indonesia.
 
Saat ini, kata dia, pihaknya telah memiliki 40 orang tenaga pandu. Untuk tahun 2017 ini, Pelindo I merencanakan akan merekrut beberapa orang pandu asing untuk meningkat nilai tambah pelayanan.
 
"Pelindo I akan terus menjaga dan meningkatkan kompetensi dan skill para pandu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Begitu juga dengan sarana dan prasaran pemanduan. Kesiapan personil dan infrastruktur didukung sistem IT dan beroperasi 24 jam," jelasnya.
 
Selain itu, Pelindo I juga telah memiliki lokasi pilot station yang strategis, yaitu di sisi barat ada Pulau Sabang dan Pulau Berhala. Di sisi timur, ada pelabuhan Nongsa, Batam dan Tanjung Uban, Bintan.

   
BACA JUGA :