Foto: Gedung Bulog. Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perum Badan Urusan Logistik ( Bulog) menyampaikan pada tahun 2017 Bulog telah menyerap gabah petani sebanyak 2,1 juta ton. Jumlah tersebut mencapai 58 persen dari target yang dicanangkan pada tahun 2017, debanyak 3,7 juta ton. Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan, minimnya serapan gabah pada tahun lalu terjadi karena Bulog hanya menunggu pasokan beras datang. Ke depan, kata Andrianto, pihaknya akan semakin mendekatkan diri kepada pasar dalam hal ini petani guna meningkatkan jumlah serapan gabah Bulog. Andrianto mengaku optimis, Bulog akan meningkatkan daya serap gabahnya dengan menggunakan skema pengadaan bersifat komersil, atau tidak lagi memakai kerangka Public Service Obligation (PSO) yang harganya sudah ditentukan pemerintah. "Kalau pakai kerangka komersil, kami bisa main sesuai dengan harga pasar. Sehingga, harapan kami harga lebih menarik," kata Andrianto kemarin di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (3/1/2018). Pada tahun 2018 ini, Bulog menargetkan dapat menyerap gabah petani hingga 2,7 juta ton. Angka tersebut hasil perhitungan daya serap Bulog pada tahun 2017 lalu hanya sebesar 58 persen atau 2,1 juta ton dari target 3,7 juta ton. “Itu tantangan kami,” kata Andrianto. Ia menjelaskan, dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya akan dialokasikan untuk bisnis komersil Bulog. Sebab, pada tahun ini, Bulog tidak lagi memiliki kewajiban untuk menyalurkan subsidi berupa beras sejahtera (rastra) kepada masyarakat kurang mampu. Hal itu terjadi karena pemerintah telah mengalihkan program rastra menjadi bantuan sosial nontunai. BACA JUGA : HUT Ke-55, Bulog Peringati dengan Bakti Sosial dan Lomba Melibatkan Publik Bulog Raih Dua Penghargaan Digital Marketing Dan Human Capital Awards 2020 BULOG Gandeng StoreSend Indonesia Luncurkan iPanganangrosirdotcom Erick Thohir Merombak Jajaran Direksi Perum BULOG BULOG Launching “Mie Sagu” Pada Pekan Sagu Nusantara 2020 Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.