Foto: KSU Jatirogo. Yogyakarta - Pinjaman modal melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) kepada pelaku usaha KUMKM terbukti mampu membawa perubahan ekonomi bagi masyarkat. Seperti yang dirasakan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo dengan usahanya yang semakin berkembang dan mampu meningkatkan taraf hidup petani organik. KSU Jatirogo yang berlokasi di Jalan Wates, Purworejo, Kulon Progo, Yogyakarta memiliki komitmen yang tinggi dalam meningkatkan kualitas dan jenis produk pertanian organik khususnya pada komoditi gula kelapa. Koperasi yang didirikan sejak 26 November 2008 lalu itu telah merambah pangsa pasar hingga mancanegara. Namun bukan perkara mudah untuk KSU Jatirogo mencapai titik tersebut. Apalagi saat itu, mereka kekurangan modal untuk membayar petani yang telah memberikan hasil panennya ke KSU Jatirogo untuk dipasarkan. “Produk kami melimpah, pasar kami jelas tapi kami tidak bisa menjual lebih banyak karena kesulitan keuangan,” kata Sekretaris KSU Jatirogo Hendro. Untuk membantu permodalan, KSU Jatirogo mengajukan permohonan pinjaman kepada LPDB-KUMKM pada tahun 2011 sebesar Rp 200 juta dan tahun 2013 sebesar Rp 800 juta. Sekretaris KSU Jatirogo, Hendro. Dengan suntikan dana yang diberikan, usaha koperasi yang dijalankan semakin berkembang sehingga dapat memperluas pangsa pasar hingga ke Amerika, Eropa, New Zealand, Australia dan Jepang. Pembeli dari luar negeri pun tidak perlu meragukan kualitas maupun aspek kebersihan dari produk yang dijual. Ini disebabkan karena KSU Jatirogo telah memiliki tiga sertifikasi organik yang disesuaikan dengan negara tujuan ekspor. Ketiganya Standar Organik EU-Regulation untuk pasar Eropa, Standar Organik NOP-USDA untuk pasar Amerika dan Standar Organik JAS untuk pasar Jepang. Lembaga Sertifikasi yang memberikannya adalah CUC (Control Union Certification) LSPO dari Belanda, berkantor di Jakarta. KSU Jatirogo merupakan perusahaan yang memproduksi Gula Kelapa Organik, baik itu gula semut maupun gula cetak. Hingga saat ini, KSU Jatirogo memiliki 1.500 anggota petani dengan rata-rata produksi yang diserahkan sebanyak 100 ton per hari. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak, koperasi ini berhasil meraih predikat sebagai koperasi penggerak pembangunan dalam kategori Koperasi berorientasi ekspor pada pertengan tahun 2017 dari Badan Pembangunan Nasional (Bapenas). Hal ini semakin membuktikan, KSU Jatirogo membawa perubahan ekonomi masyarakat untuk kesejahteraan petani khususnya pengrajin gula. “Saya harap apa yang dilakukan LPDB-KUMKM ke KSU Jatirogo hingga berhasil seperti ini bisa dilakukan ke koperasi yang lain, sehingga ekonomi masyarakat bisa sejahtera” tutup Hendro. BACA JUGA : HUT Ke-55, Bulog Peringati dengan Bakti Sosial dan Lomba Melibatkan Publik Pembenahan Pelabuhan Hingga Penambahan 2 Trayek Merajut Antarpulau Nusantara INSA Tatap Peluang Pertumbuhan Pelayaran Nasional Kemendag Dorong Ekspor Cangkang Sawit ke Jepang Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.