Foto: dok.kementerian pupr Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 1 juta hektar jaringan irigasi baru dan merehabilitasi sekitar 3 juta hektar jaringan irigasi dalam periode 2015-2019. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian. “Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” jelas Menteri Basuki beberapa waktu lalu. Salah satunya adalah kegiatan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi yang dilakukan Balai Wilayah Sungai Sumatera III, Ditjen Sumber Daya Air pada Daerah Irigasi (DI) Menaming, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Rehabilitasi dan peningkatan dilakukan melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di 27 DI yang ada di 5 kabupaten yang dilakukan oleh 40 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Pelaksanaan dilakukan dengan skema Padat Karya Tunai oleh P3A sebagai pelaksana dimana petani mendapatkan upah sekitar Rp 80-125 ribu per hari tergantung tingkat upah yang berlaku dilokasi tersebut dengan lama pekerjaan 3 bulan. Melalui program P3TGAI, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi dilakukan secara partisipatif oleh petani. Pekerjaan yang dilakukan berupa pembuatan saluran irigasi beton yang bermanfaat untuk menekan tingkat kehilangan air, pembersihan saluran, pembangunan jalan usaha tani, dan jembatan. Dana yang dialokasi untuk setiap P3A sebesar Rp 195 juta. Ditargetkan 12 km saluran irigasi bisa di rehabilitasi dan ditingkatkan melalui program P3TGAI. Teknologi Untuk meningkatkan kualitas jaringan irigasi, Kementerian PUPR mengembangkan teknologi Saluran Irigasi Modular. Teknologi yang dikembangkan Balai Litbang Irigasi Puslitbang Sumber Daya Air, Balitbang Kementerian PUPR tersebut bisa digunakan pada saluran irigasi premier, sekunder dan tersier serta memiliki keunggulan baik dari segi mutu konstruksi dan biaya. Saluran Irigasi Modular memiliki sambungan yang kuat dan cukup kedap sehingga kehilangan air akibat kebocoran dapat diminimalisasi. Teknologi tersebut juga memiliki beberapa keunggulan yakni lebih mudah dan cepat proses pembangunannya serta lebih rapih dan biaya pemeliharaannya lebih murah. Teknologi ini telah diujicoba sepanjang di Kabupaten Padeglang, Provinsi Banten yaitu Daerah Irigasi (DI) Kadugenep, Serang dan DI Cimajau, Pandeglang sepanjang 2,7 km. BACA JUGA : Kementerian PUPR: Siapkan Sarhunta Berstandar Homestay Internasional di Kawasan Mandalika Kementerian PUPR Tambah 11 Ruas Tol,Tuntas Akhir tahun 2021 PUPR Rampungkan Kembali Pasar Legi dan Pasar Pariaman Kementerian PUPR Selesaikan Konstruksi Venue Akuatik, Cricket dan Hoki Lebih Cepat dari Target 33% Kegiatan Konstruksi Pembangunan Infrastruktur pada 5 KSPN Sudah Berjalan Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.