Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bekerja sama dengan Accelerated Transformation Consulting International (ACT), Ditjen Bimas Buddha menyelenggarakan kegiatan Assessment Life Tools Talent-DNA di Auditorium H.M. Rasjidi, Jakarta, Senin (27/10/2025).

Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya kerja kolaboratif dan adaptif di lingkungan Bimas Buddha. Melalui program ini, para pegawai diajak mengenali potensi diri serta mengoptimalkan kekuatan personal untuk mendukung kinerja organisasi.

Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya perubahan paradigma kerja di era reformasi birokrasi.

“Kita harus mulai bergeser dari perilaku yang masih konvensional menuju pola kerja kolaboratif yang mengedepankan kesadaran diri dan pengelolaan potensi,” ujarnya.

Ia menambahkan, metode Talent-DNA memperkenalkan sepuluh top talent yang dapat menjadi modal pengembangan diri serta lima bottom talent sebagai area yang perlu diantisipasi. Dengan cara ini, setiap pegawai diharapkan mampu berkontribusi sesuai kekuatan uniknya.

“Harapannya akan muncul kolaborasi yang saling menguatkan dan membelajarkan, terutama dalam menghadapi blindspot yang belum disadari,” tambah Supriyadi.

Trainer ACT, Trie Setiatmoko atau Tiko, menjelaskan bahwa Talent-DNA merupakan tahap awal dalam mengenali diri sebelum menuju pengelolaan diri (self management).

“Tahap ini adalah self awareness, mengenali potensi dan bagaimana hal itu tercermin dalam keseharian,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, Ditjen Bimas Buddha menunjukkan komitmennya untuk menumbuhkan budaya kerja profesional, harmonis, dan berorientasi pada pengembangan SDM unggul.