Foto: Len Industri berhasil membukukan total nilai kontrak sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 8,1 triliun atau 9,34% lebih besar dari tahun sebelumnya Bandung-RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Tahun Buku 2019 PT Len Industri (Persero) dipimpin oleh Asisten Deputi Bidang Industri Pertahanan dan Manufaktur Kementerian BUMN, Liliek Mayasari pada Jumat sore hari, 26 Juni 2020. RUPS dilaksanakan secara virtual dan dihadiri oleh semua Dewan Komisaris dan Direksi Len, baik dari Jakarta maupun di Bandung. Sepanjang tahun 2019 Len berhasil membukukan total nilai kontrak sebesar Rp 8,1 triliun, atau 9,34% lebih besar dari tahun sebelumnya. Dimana Rp 6 triliun diantaranya merupakan kontrak baru 2019, atau 27,7% lebih tinggi dari targetnya. Ini berarti Rp 3,9 triliun dari total nilai kontrak diantaranya menjadi carry over yang akan dikerjakan pada tahun 2020, karena sebagian kontrak baru bisa didapatkan pada akhir tahun 2019. Tahun 2019, PT Len Industri membukukan pendapatan sebesar Rp 4,2 triliun dan NPM (Net Profit Margin) mencapai Rp 42,6 milyar. Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin, menjelaskan, "Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan agar meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya-biaya. Antara lain dengan menurunkan beban bunga, menjaga arus kas operasi, dan mengurangi pokok hutang berbunga. Meski kinerja Len menurun pada tahun 2019, sebenarnya perusahaan sudah memperbaiki presentase atau margin laba bruto dan EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization), serta perolehan kontrak kerja yang signifikan." Liliek Mayasari diantaranya menyebutkan bahwa pihaknya tetap memberikan apresiasi kepada Direksi dan Dewan Komisaris yang masih bisa membawa perusahaan meraih laba positif, dengan beberapa catatan yang harus terus diperhatikan dan juga segera diperbaiki. Strategic lesson yang disampaikan juga harus benar-benar dilaksanakan agar kinerja perusahaan semakin baik. Komisaris Utama PT Len Industri, Leonardi juga menyampaikan bahwa tahun ini pihaknya akan semakin intens dalam mengawasi perusahaan. Dewan komisaris selaku perpanjangan tangan pemegang saham, mendapat tugas pengawasan terhadap kinerja anak perusahaan agar tetap in-line dengan core business dan road-map induk perusahaan serta bisa memberikan kontribusi maksimal. Kontribusi Lini Bisnis Lini bisnis Sistem Transportasi masih menjadi yang paling dominan menyumbangkan 37,7% dari total pendapatan perusahaan. Diikuti oleh Lini Bisnis Elektronika Pertahanan sebesar 24,5%, Renewable Energy sebesar 12,0%, ICT sebesar 11,3%, serta Sistem Navigasi sebesar 10,9%. Untuk pertama kalinya, Lini Bisnis Pertahanan berhasil membukukan pendapatan Rp 1 triliun dan diprediksi akan kembali berkinerja lebih baik pada tahun 2020. Tahun ini tercatat, Len sudah menandatangani proyek strategis pekerjaan modernisasi MRLF MLM (Multi Role Light Frigate - Mid Life Modernization) KRI Usman Harun, joint produk drone MALE (Black Eagle), dan pengadaan Radar Pertahanan 3D Medium Range untuk TNI AU. Kontribusi pendapatan konsolidasian tahun 2019 berasal dari proyek multiyears tahun sebelumnya serta proyek baru, seperti Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, Sistem Pertahanan Udara Starstreak, Tactical Data Link, PLTS BTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), Stasiun Seismic BMKG, serta Managed Service Partner BRIBox. Diharapkan, usaha PT Len Industri dalam mengembangkan pasar ke regional atau global beberapa tahun terakhir segera membuahkan hasil positif untuk mengimbangi fluktuasi pasar domestik yang rentan terhadap situasi politik nasional. BACA JUGA : Len Siap Bangun Jargas Sambungan Rumah Tahap I Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.