Foto: ist Data serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman kakao dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 (kurun waktu 5 tahun) pada 10 Provinsi wilayah kerja BBPPTP Ambon digunakan untuk menentukan daerah endemis. Endemis memiliki pengertian keberadaan suatu hama dan penyakit yang terus menerus terjadi di suatu tempat, sedangkan sporadis adalah kejadian serangan hama dan penyakit yang relatif berlangsung singkat tetapi menyebar dengan cepat dan meluas. Data tertinggi maksimal dibagi menjadi tiga kelas serangan, yaitu 0 = Aman; 1 = Potensial; 2 = Sporadis; dan 3 = Endemis. Sejauh ini sudah ada tiga data sebaran serangan OPT Kakao yang sudah dibuat yakni serangan Penghisap Buah Kakao (Helopeltis sp); VSD (Ceratobasidium theobromae); dan Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella). Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat merupakan sentra komoditi kakao, tetapi juga menjadi tiga daerah dengan serangan endemis OPT utama kakao terbanyak sepanjang tahun 2019. Menurut data iklim yang disajikan oleh BMKG, ketiga provinsi daerah endemis tersebut memiliki angka rata-rata suhu, kelembapan, penyinaran matahari dan curah hujan yang hampir sama. Karena itu, patut diduga bahwa iklim menjadi salah satu faktor peningkatan intensitas serangan OPT pada wilayah tersebut. Di samping itu, penyebaran juga dipengaruhi oleh faktor yang lain seperti populasi inang dan distribusi/migrasi vektor atau agens pembawa. (Hukmas Ditjen Perkebunan) BACA JUGA : Pesona Seribu Layani Permintaan Benih Bersertifikasi BPTP Pontianak: Luncurkan Aplikasi Layanan Perlindungan Perkebunan Kementan Minta Jajarannya Lebih Sigap BPTP Pontianak Gelar Demplot Pengendalian Kumbang Tanduk di Sambas Ada Enam Strategi Untuk Petani Kakao Menghadapi Perubahan Iklim Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.