Mengembalikan Kejayaan Rempah

MenteriPertanianRISyahrulYasinLimpo Foto: Pala (Ist)

Jakarta-Rempah Indonesia pernah berjaya di masa lampau. Selain beraroma dan rasa kuat, nilai jual pun cukup tinggi. Banyak bangsa-bangsa asing datang berburu hasil bumi ini ke tanah air. Mereka menguras kekayaan habis-habisan. Karena tidak ada peremajaan dan intensifikasi tanaman akhirnya potensi alam ini  tinggal sebagai kenangan.  

Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini terus berupaya mengangkat kembali kejayaan rempah di Indonesia, salah satunya pala. Akhir bulan Mei lalu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan ke kebun sumber benih pala di Provinsi Maluku. Ia meminta jajarannya melakukan pendampingan untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas perkebunan berupa rempah, yaitu pala.

Menurut Menteri Yasin Limpo, pendampingan kepada para petani harus dilakukan dengan menyesuaikan, baik teknologi maupun dengan situasi yang terjadi. “Transformasi teknologi kepada petani sudah keharusan. Sekarang era digital. Pendampingan-pendampingan, bimbingan teknis tentang bagaimana cara budidaya harus menyesuaikan zaman. Apalagi di situasi seperti ini, pembatasan tatap muka. Maka kita harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah,” ucap Mentan.

Budidaya tanaman pala sekarang ini memang dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain adanya penurunan produktivitas disebabkan oleh tanaman tua, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), benih yang kurang baik, dan penerapan budidaya serta pemanenan atau pengolahan hasil yang kurang tepat.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Kasdi Subagyono mengungkapkan pihaknya menaruh perhatian besar pada peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk perkebunan, termasuk komoditas pala. 

“Upaya pemerintah yang telah ditempuh untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pala antara lain penyediaan benih pala bersertifikat dan berlabel. Sekalipun di masa pandemik, permintaan konsumen untuk sertifikasi tanaman pala tidak mengalami penurunan,” katanya.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI (1/7) lalu, Kasdi menyebutkan untuk tahun 2021, Kemtan menargetkan produksi pala sebesar 42.900 ton. "Target yang ingin kami capai di 2021 ada beberapa yang sudah masuk ke prioritas nasional ada yang prioritas bidang. Prioritas nasional adalah kelapa sawit, kopi, kakao, tebu, cengkeh, lada dan pala," tutup Kasdi. (Hukmas Ditjen Bun)