Foto: Vanili Sucen menjadi langganan eksportir Jepang Temanggung-Sejumlah petani di beberapa daerah tetap giat dan bersamangat dalam pembudidayaan vanili. Pasalnya, tanaman pengharum makanan ini menjadi tantangan tersendiri bagi petani, agar emas hijau ini dapat terus bersaing di pasar internasional. Pengembangan budi daya tanaman vanili menyusul permintaan pasar cenderung meningkat dan memiliki prospek cemerlang untuk mendorong pendapatan ekonomi. Vanili termasuk ke dalam tujuh komoditas perkebunan yang saat ini memiliki potensi untuk peningkatan ekspor.Dimana peningkatan produktivitas dan volume ekspor pada komoditas tersebut dilakukan melalui program Kementerian Pertanian, khususnya Program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing (Grasida). Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani agar dapat mengembangkan atau menggenjot produksi komoditas perkebunan termasuk vanili. Guna mendukung ketersediaan vanili, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Kementerian ini melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) di Surabaya sebagai instansi pemerintah, yang merupakan UPT Direktorat Jenderal Perkebunan memiliki tugas dan fungsi yang salah satunya untuk memberikan informasi dan pengawasan serta pengembangan komoditas perkebunan agar diperoleh kualitas yang bermutu atau produktivitas yang tinggi. Pada awal bulan Juli lalu, BBPPTP Surabaya melakukan peninjauan ke lokasi yang bernama Sucen, sebuah desa yang terletak di lereng gunung Sindoro-Sumbing dengan ketinggian 600-700 mdpl. Daerah ini melewati trek hamparan kebun kopi yang cukup menantang untuk sampai pada sebuah tempat yang disebut sebagai salah satu penghasil Emas Hijau tujuan ekspor Jepang seperti dikatakan oleh C Masrik Amin Zuhdi, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Temanggung. Salah satu perwakilan kelompok tani, Sudin mengungkapkan bahwa sudah tiga tahun terakhir Komunitas Petani Vanili (Kompeni) Sucen menjadi langganan eksportir Jepang. Kahidupan petani di wilayah ini semakin membaik dan meningkat. Perekonomian berputar, karena masyarakat petani mendapat nilai tambah dalam meningkatkan kesejahteraan.(Hukmas Ditjen Bun) BACA JUGA : HUT Ke-55, Bulog Peringati dengan Bakti Sosial dan Lomba Melibatkan Publik Pembenahan Pelabuhan Hingga Penambahan 2 Trayek Merajut Antarpulau Nusantara INSA Tatap Peluang Pertumbuhan Pelayaran Nasional Kemendag Dorong Ekspor Cangkang Sawit ke Jepang Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.