Kopi NTB Mendunia Melalui Bussiness Matching

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov. NTB, Ir. Husnul Fauzi Foto: Potensi perkebunan NTB, selain kopi juga ada jambu mete, kakao, kelapa, vanili dan rempah-rempah perlu terus digali pengembangan hulu-hilir dan ekspor

Kab. Lombok Barat-Kopi provinsi Nusa Tenggara Barat berpeluang untuk dilakukan peningkatan akses pasar dan ekspor ditengah kondisi pandemic covid19. Hal ini terbukti dengan diadakannya acara Bussiness Matching antara Pelaku usaha/ Eksportir kopi dengan kelompok tani kopi provinsi NTB pada akhir Agustus di Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov. NTB, Ir. Husnul Fauzi menyambut baik pelaksanaan Bussiness Matching ini. Hal ini menjadi momentum penguatan pasar kopi di Provinsi NTB walaupun saat ini terkendala akses pasar, kedepan  melalui kegiatan ini diharapkan ekspor kopi NTB bisa meningkat signifikan.

Potensi perkebunan NTB selain kopi juga ada jambu mete, kakao, kelapa, vanili dan rempah-rempah perlu terus digali pengembangan hulu hilir dan ekspor. Kami jajaran Dinas Pertanian dan Perkebunan terus berada di depan Bersama Ditjen. Perkebunan dalam mendukung akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan, utamanya kopi.

Acara itu dihadiri oleh 2 pelaku usaha/ eksportir kopi dan rempah-rempah yang sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun menjalankan bisnis ekspor di Luar Negeri utamanya pasar Eropa. PT. Madalle melalui Direktur Utama ibu Diandra Raunch mengharapkan petani kopi di NTB dapat mempertahankan kualitas kopi untuk memenuhi selera pasar, langkah awal adalah pengiriman sampel ke beberapa buyer di Eropa, mudah-mudahan ada hasil yang baik untuk peluang kedepan.

Hal senada juga diungkap Direktur Utama PT. Alam Sari Interbuana, Bpk Sigit Ismaryanto bahwa potensi kopi di NTB ini cukup besar, tinggal bagaimana melakukan Branding yang baik dari produk kopi tingkat petani. Selain kopi, saya melihat kakao dan cengkeh NTB cukup potensial kedepan, untuk itu kami sebagai pelaku usaha terus berkomunikasi untuk menemukenali peluang akses pasar ekspor kedepan. (Hukmas Ditjen Bun)