Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa hingga Senin (15/9/2025), jumlah dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi mencapai 8.018 unit di seluruh Indonesia. Angka ini naik sebanyak 565 unit dibandingkan data 8 September lalu.

“Progres capaian Badan Gizi Nasional sampai hari ini, alhamdulillah, sudah tercatat ada 8.018 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang beroperasi. Ini bertambah kurang lebih 565 dibandingkan minggu lalu, mencakup 38 provinsi, 509 kabupaten, dan 7.022 kecamatan,” kata Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Komisi IX DPR RI, Jakarta.

Meski demikian, Dadan menyebut masih terdapat lima kabupaten yang belum terjangkau program MBG, yaitu Pegunungan Arfak (Papua Barat), Sumba Tengah (NTT), Maibarat dan Tamraw (Papua Barat Daya), serta Mahakam Ulu (Kalimantan Timur).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa SPPG menjadi instrumen penting dalam penyerapan anggaran. Setiap unit SPPG mampu menyerap anggaran Rp 900 juta hingga Rp 1 miliar per bulan. “Jadi boleh dikatakan, SPPG ini adalah mesin penyerapan anggaran. Pada 8 September lalu, serapan anggaran kami Rp 13,2 miliar, dan kini sudah meningkat menjadi Rp 15,7 miliar,” ujarnya.

Dadan menambahkan, saat ini terdapat 12.897 SPPG berstatus potensi bakal beroperasional dan 9.632 dalam proses verifikasi pengajuan. Jumlah tersebut meningkat setelah adanya kebijakan follow back atau reset, di mana sekitar 5.000 SPPG yang sebelumnya berstatus persiapan dikembalikan ke tahap pengajuan.

“Kami sedang melakukan sinkronisasi data sehingga totalnya akan dibuka kembali pada 20 September. Tinggal 5 hari lagi kami pastikan mitra yang serius bekerja dan mana yang hanya memesan titik. Hasilnya akan diumumkan sesuai wilayah kecamatan di seluruh Indonesia,” pungkasnya.