Foto: Dirjen Tata Ruang, Suyus Windayana. Dok: Istimewa. Jakarta - Direktorat Jenderal Tata Ruang menggelar Sosialisasi Budaya Integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan tema “Bangun Ruang Tanpa Celah: Dari Kebiasaan Kerja Menuju Budaya Bersih.” Kegiatan ini merupakan bagian dari evaluasi menjelang 80 Tahun Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional. Acara tersebut berlangsung di Ruang Rapat Prambanan, Gedung Ditjen Tata Ruang, pada Selasa (23/09/2025). Membuka acara, Direktur Jenderal Tata Ruang, Suyus Windayana, menekankan pentingnya integritas sebagai pondasi utama dalam membangun organisasi. Tanpa integritas, sehebat apapun regulasi, selengkap apapun prosedur, semua bisa runtuh oleh perilaku yang permisif terhadap penyimpangan. “Jadi Bapak-Ibu ini bagian dari instruksi kita terhadap pelayanan. Saya berharap dalam pelayanan tidak boleh menunda, mengabaikan prosedur, dan membiarkan pelanggaran-pelanggaran ringan, supaya tantangan-tantangan kita mengenai bagaimana kegiatan perencanaan dan kegiatan pemanfaatan tentu makin lebih baik,” ujar Suyus. Selanjutnya, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Amir Arief selaku narasumber, menjelaskan dalam paparannya bahwa kini korupsi telah menjadi trend diberbagai lini instransi mulai dari level atas hingga level bawah. Teori Pentagon of Fraud menyebutkan adanya lima faktor penyebab terjadinya korupsi yaitu rationalization, arrogance, pressure, opportunity, dan capability. “Tidak ada kejahatan korupsi yang tiba-tiba besar, semua tumbuh dimulai dari menoleransi kebiasaan-kebiasaan kecil. Ada penyebab mengapa orang tersandung masalah kecurangan yang disebut Pentagon of Fraud,” ujar Amir. Dalam konteks permasalahan korupsi, terdapat kebiasaan yang sudah menjadi budaya sebagai pemicu terjadinya korupsi. Mulai dari pemberian uang dalam setiap pengurusan kepegawaian, layanan diskriminatif, kegiatan non-kedinasan yang tidak ada anggarannya, hingga gaya hidup yang tinggi. Berdasarkan data survei yang dibangun oleh KPK, nilai SPI pada Kementerian ATR/BPN Tahun 2024 mencapai 75.88. Skor ini naik sebanyak 10.20 poin dari tahun sebelumnya yang menandakan bahwa Kementerian ATR/BPN sudah baik dan berada dalam kategori waspada. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Psikolog klinis, Tara de Thouars. Dalam pemaparannya, Tara menyebutkan bahwa integritas adalah perjuangan seumur hidup dan sulit untuk dipertahankan. Konsekuensi dalam menjaga integritas yaitu berbeda sendiri, dipandang negatif, tidak mendapatkan kemudahan, dan tertinggal dari yang lain. Sehingga banyak orang memilih untuk tetap berada dalam kenyamanan walaupun tahu bahwa itu tidak benar. “Integritas itu sulit karena harus kompromi, menyingkirkan kenyamanan, ada usaha, mengalah, dan menahan,” tegas Tara. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Einstein Al Makarima Mohammad Kepala Biro Organisasi, Tata Laksana dan Manajemen Risiko Kementerian ATR/BPN, Para Pejabat Tinggi Pratama Direktorat Jenderal Tata Ruang, Para Penata Ruang Ahli Utama, Iin Herawati Kepala Bagian Manajemen Risiko Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Manajemen Risiko Kementerian ATR/BP, San Pamungkas Auditor Madya Inspektorat Bidang Investigasi, Inspektorat Jenderal Kementerian ATR/BPN, para Pejabat Administrator, dan para pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang baik secara daring maupun luring. BACA JUGA : ATR/BPN Sertipikasi Tanah Ulayat di Sumbar, Wujudkan Kepastian Hukum bagi Masyarakat Adat ATR/BPN dan Kementerian UMKM Tandatangani MoU, Sertipikat Tanah Jadi Akses Permodalan Usaha Kolaborasi Strategis Badan Bank Tanah dan KPK Cegah Korupsi di Sektor Pertanahan Kepastian Hukum Atas Tanah Dorong Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.