Foto: Arief Mulyadi, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Dok: Istimewa. Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mencatat sejarah baru dengan menerbitkan Orange Bond senilai Rp16 triliun. Instrumen ini bukan hanya yang terbesar di Indonesia, tetapi juga menjadi Orange Sukuk pertama di dunia. Lewat instrumen keuangan berkelanjutan tersebut, PNM menjembatani pasar modal internasional dengan jutaan perempuan prasejahtera di pelosok negeri. Penerbitan ini sekaligus menunjukkan wajah baru investasi berdampak sosial yang inklusif, berpihak pada kesetaraan gender, dan lahir dari Indonesia. Minat investor terhadap Orange Bond sangat tinggi. Dalam masa book building hanya delapan hari, seluruh emisi terserap penuh bahkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe). Kupon yang ditawarkan juga kompetitif, yakni 6,25% untuk tenor 1 tahun, 6,65% tenor 3 tahun, dan 6,85% tenor 5 tahun. Banyak investor justru memilih tenor panjang meski kondisi pasar global masih penuh ketidakpastian. “Saya istilahkan mempertemukan Wall Street dengan Backstreet. Modal global bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosok desa,” kata Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, Selasa (30/9/2025). Arief menegaskan, Orange Bond menjadi simbol transformasi pembiayaan sosial: berakar di desa, tetapi mendapat legitimasi dari pasar modal dunia. Langkah PNM ini sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi prioritas nasional. Inovasi instrumen seperti Orange Bond diharapkan mampu menjembatani kesenjangan pendanaan dan menghadirkan dampak sosial yang terukur. Penerbitan ini telah melalui verifikasi independen sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk memastikan keberpihakan pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Bahkan, PNM menyiapkan penerbitan tahap kedua senilai Rp1,02 triliun pada akhir 2025 guna merespons tingginya animo investor. Fondasi utama Orange Bond adalah program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). Hingga Agustus 2025, Mekaar telah menjangkau 13,3 juta perempuan di 36 provinsi. Program ini tidak sekadar menyalurkan pembiayaan, tetapi juga menghadirkan pendampingan usaha, pelatihan, hingga Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) untuk memperkuat kemandirian perempuan prasejahtera. Dengan inovasi ini, PNM menunjukkan bahwa instrumen keuangan dapat menjadi motor perubahan sosial, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pionir dalam keuangan berkelanjutan berbasis gender di pasar global. #PNMuntukUMKM #PNMPemberdayaanUMKM BACA JUGA : Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.