Foto: Dok: Istimewa. Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya penguatan kolaborasi lintas negara dalam memperkuat ketahanan pangan, khususnya antara Indonesia dan Singapura. Hal tersebut disampaikan Arief saat menjadi pembicara utama pada kegiatan Leaders in Urban Governance Programme (LUGP) bersama Centre for Liveable Cities (CLC) Singapore yang berlangsung di Kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jakarta, Selasa (7/10/2025). Dalam kesempatan tersebut, Arief menyambut kehadiran delegasi LUGP yang dipimpin oleh Head of Delegation sekaligus CEO Singapore Food Agency (SFA), Damian Chan. Ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya forum ini sebagai sarana berbagi pengetahuan dan memperkuat kerja sama dalam tata kelola pembangunan berkelanjutan, termasuk di bidang ketahanan pangan. “Pangan bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi merupakan hak dasar manusia yang dijamin oleh konstitusi. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan bagi seluruh masyarakat,” ujar Arief. Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa Badan Pangan Nasional berdasarkan mandat Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021 memiliki peran strategis dalam memastikan ketersediaan dan stabilitas harga 13 komoditas pangan utama, antara lain beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bawang merah, bawang putih, ayam ras, telur ayam, daging, cabai, ikan, minyak goreng, dan garam konsumsi. Ia juga menegaskan bahwa arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto melalui Asta Cita menjadi pedoman utama dalam mewujudkan kemandirian bangsa di bidang pangan, energi, dan air. Untuk itu, Bapanas terus memperkuat sinergi bersama lembaga pangan nasional seperti Perum Bulog dan holding pangan BUMN ID FOOD agar sistem pangan nasional semakin tangguh dari hulu hingga hilir. Dalam forum tersebut, Arief juga memaparkan sejumlah capaian Badan Pangan Nasional hingga tahun 2025. Cadangan beras pemerintah tercatat mencapai 3,8 juta ton, sementara lebih dari 422 ribu ton beras telah disalurkan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen. Selain itu, program Gerakan Pangan Murah (GPM) telah digelar lebih dari 9.400 kali di berbagai daerah, dan bantuan pangan bagi 18,2 juta keluarga penerima manfaat disalurkan secara rutin berupa 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng setiap bulan. Tidak hanya fokus pada pasokan, NFA juga aktif mengampanyekan gerakan Stop Food Waste dan Safe Food Movement untuk menekan kehilangan serta pemborosan pangan, sekaligus memperkuat edukasi masyarakat tentang pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Arief menambahkan, Indonesia juga ingin memperluas kerja sama strategis dengan Singapore Food Agency dalam pengelolaan pangan yang efisien dan berkelanjutan. “Singapura berhasil menekan tingkat food loss and waste melalui tata kelola yang baik. Kami ingin belajar dari praktik terbaik tersebut untuk diterapkan sesuai konteks nasional,” ungkapnya. Menurut Arief, ketahanan pangan tidak dapat dicapai oleh pemerintah semata. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara seluruh pemangku kepentingan pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media atau yang disebutnya sebagai pentahelix stakeholders. “Dengan kolaborasi yang kuat lintas sektor dan lintas negara, kita dapat membangun sistem pangan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” pungkasnya. BACA JUGA : Arief Prasetyo Adi Resmi Lepas Jabatan Kepala Bapanas, Doakan Sukses Amran Sulaiman Arief Prasetyo Adi Sampaikan Terima Kasih kepada Presiden Prabowo Usai Purna Tugas dari Bapanas Arief Prasetyo Adi Diberhentikan dengan Hormat, Presiden Prabowo Apresiasi Pengabdian di Bapanas NFA Dorong Gerakan Makan Telur untuk Perkuat Ketahanan Pangan dan Cegah Stunting Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.