Foto: Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana. Dok: Istimewa. Jakarta - Di balik pencapaian besar Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menjangkau jutaan penerima manfaat, pemerintah masih menghadapi tantangan serius dalam menjaga kualitas dan keamanan makanan. Data Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, dari 1,410 miliar porsi makanan yang disalurkan sejak Januari 2025, terdapat 8.000 kasus keracunan yang tersebar di berbagai daerah. Meski jumlah itu hanya 0,0007 persen dari total distribusi, pemerintah menganggap setiap kasus tetap penting untuk dievaluasi. “Tidak boleh ada kompromi dalam urusan keamanan makanan anak-anak,” tegas Kepala Negara dalam sidang kabinet di Istana Negara. Ia meminta seluruh dapur gizi memperketat pengawasan bahan baku, proses memasak, dan distribusi makanan. Pemerintah juga menyoroti pentingnya standar kebersihan dapur gizi dan penggunaan alat makan yang aman. Di beberapa daerah, masih ditemukan anak-anak yang makan tanpa sendok atau mencuci tangan di sumber air yang tidak layak. Dengan 12.508 dapur gizi yang sudah aktif dan target 32 ribu unit hingga akhir tahun, tantangan terbesar MBG ke depan adalah menjaga konsistensi mutu di setiap daerah. “Kecepatan boleh tinggi, tapi keselamatan anak-anak tetap nomor satu,” kata Kepala Negara. BACA JUGA : BGN Luncurkan Tema Besar MBG dan Hadirkan Call Center 127 untuk Perkuat Pengawasan Gizi Anak Diversifikasi Menu MBG Menjadi Pengendali Melonjaknya Inflasi Bahan Pangan BGN Raih Nilai 99,94 pada IKD ASN 2025 dari BKN Cegah Inflasi Pangan BGN Minta Pemda Gerakkan Pemanfaatan Lahan Untuk Bertani dan Beternak Rasakan Langsung Menu MBG, Warga Padati Kegiatan BGN di CFD Depok Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.