Ketika Hasil Survei Membuktikan Kinerja Kabareskrim Polri Memuaskan

Hasilnya sangat menggembirakan, tercatat 81,9 persen masyarakat puas atas kinerja Bareskrim Polri dan jajarannya di seluruh Polda 34 provinsi. Foto: Inspektur Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Reserse Kriminal/Kabareskrim Polri. Hasilnya survei mencatat 81,9 persen masyarakat puas atas kinerja Bareskrim Polri dan jajarannya di seluruh Polda 34 provinsi.

Jakarta-Tak banyak bicara, lebih banyak bekerja. Dia bukan media darling, bukan pula seperti kepala daerah, dikala bertugas di kerumuni  para kuli tinta. Sosoknya terbilang santun, berwibawa dan penuh dengan kearifan layaknya seorang jenderal bermental melindungi, mengayomi dan melayani, sebagaimana tagline Kepolisian Republik Indonesia.

Sebelum memegang jabatan penting di Kantor Markas Besar Kepolisian RI, dia bahkan sudah lebih dulu memiliki hubungan dekat dengan para tokoh agama. Dia adalah Inspektur Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Polri

Semasa menjabat Kapolda Banten, dia dikenal berhasil mendekatkan diri dan berhasil membuka ruang dialog dengan para tokoh ulama di Provinsi Banten. Sebut saja dengan Abu Muhtadi ulama asal Banten yang juga tokoh FPI (Front Pembela Islam).

“Pertama kali saya datangi Abuya Muhtadi (ulama asal Banten), tokoh FPI (Front Pembela Islam), Ustas Kurtubi, dan Martin Syarkawi. Kemudian saya keliling, (mengunjungi) tokoh Pandeglang. Beliau salah satu pemimpin pesantren di Tebuireng 008,” ujarnya ketika di wawancara wartawan majalah ternama akhir tahun 2019 lalu.

Kata kuncinya menurut Listyo adalah, dia datang dengan niat menjalankan tugas negara  sebagai aparatur penegak hukum. Dia datang untuk mengemban tugas demi menjamin keamanan warga Banten kala itu.

Listyo bahkan mengakui, tak meminta  apa pun kepada para ulama saat itu. Dia hanya menyebut “akan menjadi pelayan” saat warga meminta tolong jika terbelit masalah. “Saya siap jadi pelayan bapak-bapak,” tuturnya.

Listyo terus mendekatkan diri kepada para ulama dengan metode dialog dari pintu ke pintu. Rupanya strategi ini efektif. Dengan membuka ruang dialog, lambat laun keberadaannya diterima oleh ulama.

Dia bahkan tak sungkan memberikan kontak personal kepada ulama untuk memastikan bahwa tak ada jarak antara tokoh agama, masyarakat, dan pejabat kepolisian.

Kedekatannya dengan tokoh ulama akhirnya membawa hasil, Listyo sukses mengajak para ulama ke Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Jokowi. Berbekal kedekatannya dengan Jokowi, Listyo mempertemukan ulama dengan Presiden pada bulan November 2016.

“Karena mereka itu kan kadang enggak paham sosok Jokowi. Jadi (supaya) ada komunikasi saya fasilitasi,” ujarnya kala itu.

Dengan modal bermental sebagai pelayan masyarakat itulah akhirnya Listyo dipercaya  Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menjabat sebagai Kepala Bareskrim Polri akhir tahun 2019 lalu.

Sejumlah pekerjaan rumah (PR) pun sudah menanti tangan dinginya. Presiden Joko Widodo  saat itu langsung meminta agar Listyo dapat menyelesaikan kasus-kasus besar dalam jangka waktu 100 hari.

Walhasil, 100 hari bertugas, kinerja Listyo terbukti membuahkan hasil dan dianggap mumpuni  mengungkap sejumlah kasus besar di negeri ini. Di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, jajaran Bareskrim Polri berhasil membongkar sejumlah kasus yang menjadi perhatian publik.

Dua di antaranya penangkapan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswe dan dugaan korupsi kondensat PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merugikan negara hingga Rp37 triliun.

Keberhasilan jajaran Bareskrim dibawah komando Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo ini sejalan dengan visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan pengungkapan kasus-kasus besar di selesaikan.

Selain dua kasus di atas, jajaran Bareskrim Polri juga berhasil membongkar sederet kasus narkoba besar sepanjang Januari-hingga April 2020.

Di bawah Direktorat Tindak Pidana Narkobatika Bareskrim Polri, jaringan lokal dan jaringan internasional ditangkap satu persatu. Sebut saja pengungkapan  70 kilogram sabu yang disembunyikan menggunakan tumpukan ikan asin.

Dalam kasus ini, polisi menangkap dua tersangka berinisial DN alias AH dan SB alias KB pada Sabtu 18 Januari 2020 di Tangerang, Banten. Polisi juga mengamankan 24 kilogram sabu dan 1.000 butir pil ekstasi yang disita dari lima tersangka kurir narkoba jaringan internasional Malaysia.

Bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), Bareskrim Polri juga mengungkap kasus narkoba di Kawasan Pluit, Jakarta Utara, Selasa (4/2/2020) lalu. Lima kurir pembawa ganja seberat kurang lebih 250 kilogram itu diselundupkan menggunakan truk kontainer.

Bareskrim Polri juga menangkap 11 orang penyelundup narkoba dari Malaysia. Dari penangkapan itu polisi menyita sabu 59 kilogram di Pekanbaru, Riau pada 21 Januari 2020 lalu.

Maka sangatlah wajar, jika kemudian ada dukungan atas kinerja Kabareskrim Polri yang memuaskan. Dukungan itu datang dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni. Dia  menyambut baik kinerja kapolri dan jajarannya dalam mengungkap kasus-kasus besar.

Menurutnya, pencapaian ini harus terus ditingkatkan agar Polri semakin dipercaya serta kepuasan masyarakat semakin meningkat terhadap institusi kepolisian . "Harapan saya ke depan, kapolri dan jajarannya harus giat lagi untuk pencapaian yang lebih besar," katanya.

Hasil Survei Lemkapin

Update Terbaru, Hasil survei Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) membuktikan kinerja Kabareskrim sangat menggembirakan. Survei yang di gelar pada akhir bulan April lalu difokuskan terhadap kinerja Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri setelah empat bulan dipimpin Komjen Pol Listio Sigit Prabowo.

Harap maklum, saat melantik Listio Sigit, Kapolri sempat minta Kabareskrim sebagai pembina pungsi seluruh jajaran reserse meningkatkan pelayanan dan penegakan hukum yang profesional dan berkeadilan agar Program Penguatan Promoter dirasakan masyarakat.

Pada akhirnya, permintaan Kapolri itu agaknya terjawab oleh hasil survei Lemkapin. Hasil survei independen tersebut merilis tingkat kepuasan masyarakat terhadap Polri dalam bidang penegakan hukum yang profesional dan berkeadilan semakin baik.

Hasilnya sangat menggembirakan, tercatat 81,9 persen masyarakat puas atas kinerja Bareskrim Polri dan jajarannya di seluruh Polda 34 provinsi.

Survei yang memfokuskan pada tingkat kepuasan masyarakat ini dilakukan pada 16-30 April 2020 dengan menggunakan metode multistage Random Sampling dengan jumlah sampel 750 responden di wilayah Pulau Jawa. Adapun margin of error sebesar 3,5 persen.

Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Saputra Hasibuan menjelaskan,terdapat beberapa faktor yang membuat masyarakat semakin percaya atas kinerja Bareskrim Polri di bawah komando Komjen Pol Listio Sigit Prabowo.

Faktor tersebut antara lain adalah, keberhasilan Polri mengungkap kasus besar, seperti penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Padahal, hampir selama dua tahun lebih kasus ini mandeg serta menjadi sorotan dan  perhatian masyarakat. Namun di era kepemimpinan Komjen Listio Sigit lah kasus ini  baru terungkap terang benderang.

Kedua, faktor kepedulian yang tinggi dalam memantau dan mengawasi persedian logistik dan penegakan hukum yang tegas dan profesional terhadap pelaku kejahatan saat negara menghadapi penyebaran Covid-19.

Menurut Edi, beberapa jenis kejahatan yang banyak mendapat sorotan publik saat ini adalah tegasnya penanganan kasus hoaks yang semakin marak.

Ketiga, penegakan hukum terhadap kasus pengungkapan kejahatan besar, seperti jaringan narkoba internasional, pembunuhhan hakim PN Medan yang berhasil diungkap Reserse Polda Sumut dibantu Bareskrim Polri.

Selain itu, kasus penipuan yang banyak merugikan masyarakat, juga banyak disukai masyarakat.

"Keberhasilan seluruh jajaran Bareskrim Polri tentunya mencerminkan citra yang baik terhadap institusi kepolisian. Harapan saya, keberhasilan ini  harus terus dipertahankan demi meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja institusi Polri," jelas Pakar Hukum Kepolisian Universitas Bhayangkara ini.

Diakui Edi, masih terdapat responden yang belum sepenuhnya puas atas kinerja Bareskrim Polri yang angkanya relatif kecil yakni 11,3 persen.

Responden memberi alasan masih ditemukan ada oknum penyidik yang menyalagunakan kewenangan dan dikskriminatif saat menjalankan tugasnya.

"Publik nenginginkan Polri terus meningkatkan profesionslisme dalam tugas dan pengawasan yang kuat agar Polri semakin dipercaya masyarakat," kata mantan anggota Kompolnas ini.

Dalam survai yang menyertakan patisipasi para mahasiswa dan masyarakat ini, sebanyak 6,8 persen responden tidak memberikan pendapat alias abstein, lantaran masih tertarik menyimak dan mengikuti terus kinerja Bareskrim Polri selama enam bulan ke depan.(*)

JP.Hasibuan-Ruli Harahap