Foto: Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri resmi mendapat gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) dari Universitas Pertahanan (Unhan). (Istimewa) Megawati Soekarno Putri, satu-satunya presiden perempuan pertama di Indonesia. Sukses di tingkat politik dan pemerintahan, Ketua Umum PDIP tersebut telah menerima sembilan gelar kehormatan Doctor HC dan gelar Pofesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) dari Universitas Pertahanan RI (Unhan). Buah jatuh tidak jauh dari batangnya. Inilah pepatah lama yang sangat cocok untuk untuk menggambarkan sosok Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri. Megawati, menjelma menjadi salah satu putri terbaik Indonesia. Ketika nama ini disebut, di setiap otak kecil rakyat Indonesia langsung terbayang dua nama besar yakni, sang ayah, Presiden pertama RI, Ir. Soekarno dan Megawati sang maskot pemegang otoritas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Kebesaran namanya cukup membuat dunia akademisi berdecak kagum. Itu terbukti dari sembilan gelar Doctor HC yang datang dari universitas dalam negeri dan luar negeri. Dan terakhir, datang dari Universitas Pertahanan (Unhan) memberinya gelar profesor dengan status dosen tidak tetap, dalam Sidang Senat Terbuka Universitas Pertahanan, 11 Juni lalu. Rully Indrawan, Ketua Pergubi (Persatuan Guru Besar/Profesor Indonesia), mengatakan, inspirasi dan teladan senantiasa menghiasi sosok Megawati. “Ibu Mega seorang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa,” ujarnya. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi serta Permendikbud Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pengangkatan Profesor/Guru Besar Tidak Tetap pada Perguruan Tinggi, maka seseorang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat diangkat sebagai dosen tidak tetap dalam jabatan akademik tertentu pada perguruan tinggi. “Ibu Mega banyak sekali prestasi dan cakep dalam politik dan pemerintahan telah diakui secara internasional,” kata Rully. Keunggulan Megawati memiliki kharisma yang unik dan kompetensi yang tinggi. Tidak hanya di bidang politik, tetapi juga di bidang ekonomi dalam memimpin Indonesia mengatasi berbagai krisis yang sangat kompleks di tahun-tahun pasca Reformasi dan membangun kepercayaan internasional kepada pemerintah Indonesia. BACA JUGA : Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.