Jakarta - Delegasi Timor-Leste menaruh perhatian besar terhadap standar tinggi dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan sistem akuntabilitas pendanaan saat melakukan kunjungan ke SPPG Jati Asih, Bekasi. Kunjungan ini menjadi bagian dari studi banding untuk memperkuat program serupa yang tengah berjalan di Timor-Leste.

Constantino Soares, Kepala Kabinet Timor-Leste, menyebut mekanisme pengelolaan dana MBG di Indonesia sebagai praktik yang layak direplikasi. Ia menilai penyaluran anggaran melalui virtual account langsung ke SPPG dan mitra memberi jaminan akurasi dan ketepatan waktu.

“Ini model yang patut diapresiasi. Sistemnya mencegah penyimpangan dan membuat proses lebih cepat,” jelasnya.

Delegasi yang terdiri dari pejabat perencana anggaran, camat, dan kepala desa itu juga meninjau langsung dapur SPPG Jati Asih 1. Mereka memuji kebersihan fasilitas dan variasi menu harian yang memenuhi kebutuhan gizi anak-anak penerima manfaat.

“Kami terkesan dengan standar operasionalnya. Setiap proses dilakukan dengan penuh ketelitian,” kata Anacleto da Costa.

Selain itu, delegasi menilai keberadaan SPPG mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Tenaga kerja di dapur MBG berjumlah sekitar 50 orang per dapur, dan keberadaan mereka memberikan dampak ekonomi bagi keluarga yang ditanggung maupun para pemasok bahan pangan.

Juru Bicara BGN, Dian Fatwa, menegaskan bahwa menjaga keamanan pangan merupakan prioritas utama dalam setiap proses operasional. “Keamanan pangan adalah kewajiban moral. Setiap pengalaman menjadi dasar untuk memperkuat standar kami,” ujar Dian.

Setelah meninjau dapur SPPG, delegasi berkunjung ke Gracia School IT Centre Bekasi. Mereka mendengarkan langsung pengalaman sekolah dalam menerima manfaat program MBG serta dampaknya terhadap kualitas pembelajaran dan kesehatan anak.

Sestama BGN, Sarwono, berharap pertemuan ini menjadi langkah awal penguatan kerja sama antara Indonesia dan Timor-Leste. “Hubungan baik kedua negara akan semakin erat melalui pertukaran pengetahuan semacam ini,” katanya.