Sarwono: Program MBG Fondasi Indonesia Emas 2045, tapi Tantangan Keamanan Pangan Harus Diatasi

badangizinasional,bgn,dadan Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi perhatian pemerintah sebagai langkah strategis membangun generasi sehat dan produktif. Sekretaris Utama Badan Gizi Nasional (BGN), Sarwono, menegaskan bahwa program ini merupakan instrumen penting dalam menuju visi Indonesia Emas 2045.

Meski demikian, Sarwono mengakui masih terdapat sejumlah tantangan, terutama terkait keamanan pangan di beberapa daerah. Ia menilai hal tersebut wajar mengingat program masih berada di fase awal implementasi dan membutuhkan perbaikan berkelanjutan.

“Program ini masih berada pada tahap awal, sehingga memerlukan pemikiran bersama dan dukungan banyak pihak agar berjalan dengan lancar, dengan masalah keamanan pangan yang seminimal mungkin di masa mendatang,” ujar Sarwono dalam Webinar Internasional yang digelar PERSAGI bersama Poltekkes Jakarta II, Kamis (20/11).

Sarwono juga menekankan pentingnya kesiapan operasional di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), mulai dari penerimaan bahan baku, penyimpanan, penyiapan dan pengolahan makanan, pengemasan, hingga distribusi kepada peserta didik, posyandu, serta kelompok rentan lainnya.

Selain penyediaan menu bergizi, pendidikan gizi juga disebut menjadi elemen penting. “Siswa harus memahami makanan yang disajikan dan terdorong untuk menghabiskannya. Itu bagian dari keberhasilan program,” tambahnya.

Sejak diluncurkan pada awal 2025, program MBG telah mengoperasikan 15.364 SPPG dan menjangkau 41,86 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Sarwono berharap kegiatan webinar dapat memperkuat kapasitas para nutrisionis dalam mendukung paradigma baru penyediaan pangan bergizi.

Ia turut mengapresiasi langkah PERSAGI melalui berbagai kegiatan yang mendukung kualitas program, termasuk penerapan HACCP di berbagai daerah sebagai standar keamanan pangan nasional.