Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Jakarta - Pemerintah China protes atas penamaan Laut Natuna Utara yang menggantikan Laut China Selatan yang ditetapkan Kementerian Koordinator Kemaritiman. Penggantian nama itu masuk ke dalam peta baru dari Republik Indonesia. "Loh, itu kan laut yang wilayah kita Laut Natuna Utara, bukan laut China Selatan. Itu Laut Natuna Utara," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (18/7). Ia menegaskan bahwa negara memiliki kedaulatan untuk memberi nama wilayahnya. Sehingga menurutnya tak ada masalah. Mengenai kondisi di Laut Natuna Utara sendiri, Susi menyebut masih banyak pencurian ikan. Maka itu perlu penjagaan yang lebih maksimal. "Natuna kalau dilihat dari stok ikan memang masih kuning ya. Masih belum sebaik wilayah Indonesia lainnya karena masih banyak pencurian," kata Susi. Sebelumnya diberitakan, Kementerian Luar Negeri China menyebut pemakaian nama baru untuk perairan di utara Kepulauan Natuna sebagai hal 'yang tidak kondusif'. "Negara-negara tertentu yang melakukan penamaan kembali, itu tak ada artinya sama sekali dan tidak kondusif dalam upaya mendorong standardisasi penamaan geografi," kata Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, di Beijing, Jumat (14/7). BACA JUGA : Taken Mou, Menteri PKP Alokasikan 3.000 Rumah Subsidi untuk MBR dan ASN Maluku Kementerian PU Rehabilitasi Gedung DPRD Sulsel dan Kota Makassar pada 2025 Karo Kummas BGN: Transparansi Informasi Kunci Kepercayaan Publik pada Program MBG Saham BBTN Tembus Rp 1.390, Terbesar dari Injeksi Dana Pemerintah BGN Catat 8.018 Dapur Makan Bergizi Gratis Sudah Beroperasi di 38 Provinsi Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.