Foto: Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena. Dok: Istimewa. Jakarta - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mendorong kebangkitan pangan lokal sebagai bagian dari kemandirian dan kebanggaan masyarakat. Gubernur NTT Melkiades Laka Lena mengajak seluruh pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat untuk melestarikan pangan lokal yang menjadi warisan leluhur di tengah derasnya arus pasar global. Ajakan tersebut disampaikan Gubernur melalui Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joas Billy Oemboe, saat membuka Pesta Pangan Lokal dan Budaya Zona III Flores di Lapangan Pancasila, Ende, Kamis (30/10). Menurut Gubernur, pangan lokal bukan sekadar bahan konsumsi, tetapi juga cerminan budaya dan jati diri masyarakat NTT. “Pangan dan budaya harus berjalan beriringan karena keduanya memberi hidup sekaligus makna bagi masyarakat,” ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Joas Billy. Melki Laka Lena mencontohkan kekayaan pangan NTT yang telah dikenal luas, mulai dari ubi Nuabosi di Ende, kopi Bajawa, kelor, jagung, sorgum, hingga beragam rempah dan hasil hortikultura lainnya. Ia menegaskan, keberagaman tersebut harus dijaga dan dikembangkan agar mampu bersaing di pasar nasional maupun global. Dalam kesempatan itu, Gubernur juga mendorong sinergi lintas sektor dalam pengembangan pangan berbasis sumber daya lokal melalui program One Village One Product dan One School One Product. “Kabupaten dan kota perlu menyusun aksi daerah untuk mempercepat pengadaan dan pengembangan pangan lokal,” katanya. Lebih jauh, Gubernur Melki mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menghidupkan Gerakan Beli NTT sebagai wujud dukungan terhadap produk hasil bumi sendiri. “Mulailah dari meja makan kita. Sajikan pangan lokal, bangga pada hasil tanah sendiri,” tegasnya. Sementara itu, Wakil Bupati Ende Dominikus Minggu Mere menyambut baik kehadiran Pesta Pangan Lokal dan Budaya Zona III Flores-Lembata yang digelar di Kabupaten Ende. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya perayaan kuliner, melainkan juga perwujudan semangat kebersamaan dan penghargaan terhadap kearifan lokal. “Bahwa rasa bukan sekadar di lidah, tapi juga di hati. Pangan adalah warisan dan identitas peradaban kita,” kata Wabup Ende. Ia menambahkan, kekayaan hasil bumi Flores-Lembata seperti kopi, kelor, sorgum, pisang, kakao, dan mete merupakan kekuatan ekonomi yang harus dijaga bersama. “Ketahanan pangan tidak dibangun oleh satu daerah, melainkan oleh semua kabupaten yang bersatu dalam semangat ‘Dari Tangan Petani ke Meja Kita’,” tandasnya. Pesta pangan yang berlangsung dua hari, 30–31 Oktober, itu menjadi ajang kolaborasi antarwilayah se-Flores dan Lembata. Beragam hasil bumi, olahan pangan, hingga produk budaya lokal dipamerkan sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi pertanian dan cita rasa Nusantara dari timur Indonesia. BACA JUGA : Gubernur Melki Laka Lena Dorong Sinergi Penataan Ruang Bali–Nusra Gubernur NTT dan Siswa Sikka Bertukar Cerita tentang Pendidikan dan Masa Depan Gubernur Melki Laka Lena Dorong Pembentukan KEK di Perbatasan NTT–Timor Leste Emanuel Melki Laka Lena: Menyatukan NTT dalam Harmoni Pembangunan Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.