Pembangunan Tol Cisumdawu Dimulai Awal 2018

menteri pupur basuki hadimuljono Foto: Tol Cisumdawu memiliki panjang 61,6 km ditargetkan rampung seluruhnya pada 2019.

Jakarta - Pembangun Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) Seksi I dari Cileunyi-Rancakalong sepanjang 11,45 km akan dimulai konstruksinya pada awal tahun 2018.
 
“Awal 2018 akan dimulai pembangunannya,” kata Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto usai penandatanganan kontrak pembangunan jalan tol Cisumdawu Fase III sebesar Rp 2,2 triliun di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (24/11).
 
Pinjaman Pemerintah China untuk pembangunan Tol Cisumdawu ini dilakukan melalui tiga fase. Fase I dan II untuk konstruksi pada Seksi 2, sementara fase III digunakan untuk mendanai pembangunan di Seksi 1.
 
Tol Cisumdawu yang memiliki total panjang 61,6 km merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ditargetkan rampung seluruhnya pada 2019.
 
Tol ini akan menghubungkan kawasan strategis nasional Cekungan Bandung dengan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati serta membantu mengurangi kemacetan di Jalan Cadas Pangeran.
 
Pembangunannya terbagi menjadi enam seksi. Seksi 1 dan 2 menjadi porsi pemerintah yang pendanaannya menggunakan pinjaman dari Pemerintah China. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari viability gap fund (VGF) untuk meningkatkan kelayakan investasi tol tersebut.
 
Sedangkan untuk seksi 3 hingga 6 dibangun melalui investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT. Citra Karya Jabar Tol. Investasi BUJT yang dikeluarkan untuk pembangunan tol ini cukup besar yakni sekitar Rp 8,4 triliun.
Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto (kanan) dalam acara penandatanganan kontrak pembangunan jalan Tol Cisumdawu Fase III. 
 
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu merangkap PPK Phase III Wida Nurfaida dengan perwakilan joint operation PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan China Road and Bridge Corporation Wen Yuegang.
 
"Penandatangan ini memang dilakukan dengan sederhana, tapi pekerjaan akan dilakukan dengan cepat namun sesuai standar. Keamanan dan keselamatan harus sangat diperhatikan," kata Arie.
 
Hingga saat ini, pembebasan lahan pada Seksi 1 mencapai 40 persen dan akan bertambah menjadi 60 persen dengan selesainya pembebasan lahan di kawasan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri).
 
"Seksi I lahannya lebih sulit dibebaskan karena daerah itu sudah masuk kawasan perkotaan," jelas Arie.
 
Dalam membangun konstruksi Tol Cisumdawu yang menjadi porsi pemerintah, menurut Arie yang paling menjadi tantangan adalah persimpangan Cileunyi, karena desain dan pekerjaan yang rumit.
 
"Kami belajar dari pembangunan Simpang Susun Semanggi yang bisa diselesaikan dalam waktu relatif singkat," ungkap Arie.
Terowongan tol di Desa Cilengser.
 
Sementara itu progres Seksi 2 Fase I yakni ruas Rancakalong-Ciherang sepanjang 6,35 km dengan nilai pinjaman Rp 1,1 triliun telah selesai 100 persen. Dan Seksi 2 Fase II ruas Ciherang-Sumedang sepanjang 10,7 km sebesar Rp 3,4 triliun dengan progres konstruksi mencapai 21,49 persen.
 
Pada pengerjaan Seksi 2 Fase II, terdapat konstruksi 2 terowongan di Desa Cilengser dengan panjang 472 meter dengan diameter 14 meter. Progresnya sudah tembus 162 Meter untuk terowongan kiri dan 96 Meter diterowongan kanan.
 
Selain itu, pada ruas ini juga dilakukan pembangunan Jembatan Cinampel, yang telah mencapai tahap pengecoran pilar. Ditargetkan penyelesaian pembangunan Seksi 2 fase II yakni September  2019.
 
Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan dan Fasilitasi Jalan Daerah, Sugiyartanto mengatakan secara rinci untuk konstruksi seksi I bukan hanya perkerasan, overpass, underpass, dan juga jembatan.
 
"Konstruksi akan dikerjakan paralel dengan pembebasan lahan. Kami secara khusus berpesan kepada kontraktor untuk lebih hati-hati karena iklim dan cuaca di sana," ungkap Sugiyartanto.
 
Untuk konstruksi tol yang menjadi porsi BUJT, saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Pada Seksi 3 sepanjang 3,75 km yang menghubungkan Sumedang - Malaka telah mencapai progres pembebasan lahan sebesar 98,8 persen.
 
Saat ini pemerintah tengah memproses pembayaran empat bidang tanah dan relokasi sekolah untuk segera memulai konstruksi.
 
Di Seksi 4, sepanjang 8,2 km akan menghubungkan Cimalaka-Legok baru mencapai progres pembebasan lahan sebesar 1,64 persen. Meski begitu, konstruksi akan segera dilakukan karena sebagian besar tanah yang akan digunakan adalah milik Perhutani.
 
Sedangkan seksi 5 yang menghubungkan Legok-Ujung Jaya sepanjang 16,42 km dan seksi 6 menghubungkan Ujung Jaya-Dawuan sepanjang 4,23 km masih dalam proses revisi penetapan lokasi dan mulai pembebasan lahan pada April 2018.