Menteri PKP Dorong BRI Jadi Motor Utama Pembiayaan Perumahan Rakyat

BpTapera,kementerianPKP,ara,Heru Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meminta Bank Rakyat Indonesia (BRI) memperkuat peranannya dalam mendukung program perumahan rakyat. Menurutnya, BRI dengan jaringan luas hingga pelosok desa memiliki posisi strategis untuk mempercepat akses masyarakat pada skema pembiayaan perumahan.

Ara, sapaan akrab Maruarar, menegaskan BRI perlu melakukan sosialisasi masif terkait Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan. Ia mendorong agar informasi tidak hanya berhenti di internal bank, tetapi juga menjangkau pekerja, pelaku UMKM, hingga masyarakat luas.

“Saya minta jaringan BRI benar-benar dimaksimalkan. Sosialisasi FLPP harus dilakukan secara terbuka, bahkan kalau perlu dengan membuka booth di kota-kota besar agar masyarakat bisa langsung mengajukan dan diproses cepat,” kata Menteri Ara di Jakarta, Rabu (2/10/2025).

Tiga Agenda Prioritas

Maruarar menyebut ada tiga fokus utama yang harus didorong bersama BRI. Pertama, percepatan realisasi program FLPP yang tahun ini menargetkan 350 ribu unit rumah subsidi, jumlah terbesar sepanjang sejarah.

Kedua, penguatan penyaluran KUR Perumahan. Dari total plafon KUR nasional sebesar Rp130 triliun, BRI didorong menyalurkan porsi lebih besar dibanding bank lain. “Negara ingin KUR Perumahan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dalam sisa tahun 2025. Saya minta BRI tampil terdepan,” tegasnya.

Ketiga, keberpihakan nyata pada masyarakat kecil. Ara menekankan visi Presiden Prabowo Subianto adalah menghadirkan akses pembiayaan yang mampu melawan praktik rentenir dan tengkulak.

Sinergi dengan Program Perumahan Lain

Maruarar juga mengapresiasi peran BRI bersama anak perusahaan BUMN lain seperti PNM dan SMF dalam penyaluran kredit mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia menambahkan, pemerintah saat ini turut mendorong program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) guna memperbaiki sekitar 26 juta rumah tidak layak huni di seluruh Indonesia.

“Program perumahan rakyat bukan hanya untuk membangun rumah baru, tetapi juga memperbaiki rumah agar layak huni. Saya yakin BRI bisa menjadi mitra kunci dalam mewujudkan target 3 juta rumah Presiden Prabowo,” ujar Ara.

Dengan dukungan BRI, pemerintah optimistis target penyediaan hunian layak sekaligus penguatan ekonomi rakyat dapat berjalan beriringan, membawa manfaat nyata bagi jutaan keluarga Indonesia.