Foto: Bendungan Mila, Provinsi NTB. Dompu - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan jumlah tampungan air di Indonesia, termasuk di Kawasan Timur Indonesia. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kementerian PUPR membangun lima bendungan yakni Tanju, Mila, Bintang Bano, Beringin Sila dan Meninting. Pembangunan di NTB merupakan bagian dari program 65 bendungan terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan pangan. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. “Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu. Dua bendungan di Kabupaten Dompu sudah diselesaikan pembangunannya yakni Bendungan Tanju dan Mila. Bendungan Tanju telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 30 Juli 2018 lalu dan Bendungan Mila pada Kamis (17/1/2019) dilakukan impounding atau penggenangan awal oleh Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi yang ditandai dengan penekanan tombol sirene yang diikuti oleh penutupan saluran pengelak bendungan. Dalam sambutannya, Hari Suprayogi menyampaikan salam dan ucapan terima kasih dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Dompu yang telah mendukung penyelesaian Bendungan Mila. “Kehadiran Bendungan Mila akan melengkapi Bendungan Tanju yang merupakan bagian dari Sistem Irigasi Rababaka Komplek,” kata Hari Suprayogi. Turut hadir pada acara tersebut Bupati Kabupaten Dompu Bambang M. Yasin, Kepala Pusat Bendungan, Ditjen SDA Ni Made Sumiarsih, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen SDA Agung Djuhartono, dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 Asdin Julaidy. Bendungan Mila merupakan bendungan multifungsi untuk mendukung kontinuitas suplai air Daerah Irigasi (DI) Rababaka seluas 1.689 hektar di Kecamatan Woja sehingga Indeks Pertanaman diharapkan meningkat dari 186% menjadi 300%. Bendungan dengan tipe urugan zona inti tegak setinggi 36 m memiliki kapasitas tampung sebesar 6,73 juta m3 dengan luas genangan 99 hektar. Selain itu, Bendungan Mila menjadi sumber air baku sebesar 100 liter per detik untuk Kecamatan Woja dan Dompu, serta mereduksi banjir sebesar 142,57 m3/detik di Kecamatan Woja. Bendungan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata, perikanan dan konservasi SDA di Kabupaten Dompu. Untuk menjaga kualitas air bendungan, diperbolehkan untuk perikanan tangkap tidak keramba. Dalam kesempatan itu, juga dilakukan tebar benih ikan di Bendungan Mila. “Kita sudah banyak pengalaman keramba ikan di bendungan yang mengakibatkan air bendungan tercemar dan ikan-ikan mati, disamping itu menjaga kualitas air sebagai sumber air baku," tegas Hari. Biaya pembangunannya sebesar Rp 231,66 miliar yang dikerjakan mulai tahun 2015 dalam satu paket yang sama dengan pembangunan Bendungan Tanju dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-PT Hutama Karya (KSO). Bupati Kabupaten Dompu Bambang M. Yasin menyatakan, kehadiran dua Bendungan Mila dan Tanju akan meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat Dompu yang terkenal dengan produksi jagung dan berasnya. "Bagi kami keberadaan Sistem Irigasi Rababaka Kompleks merupakan satu mimpi yang menjadi kenyataan. Karena alaminya Dompu merupakan daerah tandus," katanya. BACA JUGA : Kementerian PUPR: Siapkan Sarhunta Berstandar Homestay Internasional di Kawasan Mandalika Kementerian PUPR Tambah 11 Ruas Tol,Tuntas Akhir tahun 2021 PUPR Rampungkan Kembali Pasar Legi dan Pasar Pariaman Kementerian PUPR Selesaikan Konstruksi Venue Akuatik, Cricket dan Hoki Lebih Cepat dari Target 33% Kegiatan Konstruksi Pembangunan Infrastruktur pada 5 KSPN Sudah Berjalan Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.