Foto: Benih Pala Berkualitas (Ist) Jakarta-Upaya peningkatan produksi pala tidak lepas dari peremajaan tanaman dan penggunaan benih berkualitas. Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon, Azwin Amir mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) telah membangun nursery modern untuk melayani kebutuhan benih. "Sampai dengan Juni 2020, untuk provinsi Maluku dan Maluku Utara, layanan sertifikat benih pala sebanyak 282.190 terdiri dari anakan dan kecambah, pemenuhan layanan sertifikat diselenggarakan secara virtual maupun onsite," jelasnya. Kapasitas nursery modern yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkebunan untuk penyediaan benih Pala di Kota Ternate dan Kota Tidore sebanyak 50.000 batang per tahun, dan masih akan ditambahkan di waktu yang akan datang dengan penyediaan kebun sumber benih dan nursery modern. “Upaya ini dilaksanakan untuk menyediakan benih dalam rangka rehabilitasi tanaman tua dan tanaman terserang OPT serta perluasan areal dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas tanaman pala,” katanya. . Pengendalian OPT Menurut Azwin, OPT pala yang paling berpengaruh terhadap penurunan produksi adalah penggerek batang. Selain itu, terdapat OPT lain seperti busuk buah basah dan kering, kanker batang, pecah buah muda, dan jamur akar putih. Jika tidak ditangani dengan baik, bisa mengakibatkan kematian tanaman dan berpotensi menyebabkan kehilangan hasil sebesar lebih dari 8 ton per tahun. Pengendalian OPT ini dilakukan dengan cara Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yakni secara kultur teknis dengan penggunaan benih bermutu, dan pemangkasan serta pemupukan berimbang. Ada pula cara mekanis, yakni dengan sanitasi dan eradikasi untuk tanaman terserang berat. Secara biologis, pengendalian OPT dilakukan dengan aplikasi agens pengendalian hayati jamur entomopatogen dan antagonis. Sedangkan pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan bahan aktif yakni Asefat dan Karbofuran. Pengendalian secara kimiawi menjadi pilihan akhir, apabila semua tindakan pengendalian yang lain tidak berhasil. “Keberhasilan pengendalian OPT pala di lapangan sangat ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia, khususnya petugas lapangan dan petani pemilik kebun. Ini agar kerugian petani lebih diperkecil, sehingga pendapatan dari hasil produksi khususnya tanaman pala bisa lebih meningkat dari tahun ke tahun,” kata Azwin. Upaya lain yang dikerjakan oleh pemerintah, lanjut Azwin, dengan meningkatkan mutu produk dan nilai jual. Sebagai komoditi ekspor, produk pala telah memiliki pasar internasional. Untuk itu, pada tahun 2020 di Provinsi Maluku telah dilaksanakan sertifikasi produk organik skema ekspor (SNI dan EU) dengan ruang lingkup produk biji, fuli dan daging.(Hukmas Ditjen Bun) BACA JUGA : Amir Uskara: BRI dan BTN Harus Berkomitmen Meningkatkan Pelayanan Pesona Seribu Layani Permintaan Benih Bersertifikasi Kunjungi Pembangunan Komoditas Tebu Sumsel Pengendalian Hama harus Serentak Kopi NTB Mendunia Melalui Bussiness Matching Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.