Gratieks

Kementan Targetkan Peningkatan Ekspor Tiga Kali Lipat Sampai 2024

DirekturJenderalPerkebunanKasdi Subagyono Foto: Koperasi Pedagang Kopi (Kopepi) Ketiara di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, NAD (Hukmas Ditejn Bun)

Direktur Jenderal Perkebunan (Ditjen Bun), Kementerian Pertanian RI, Kasdi Subagyono mengatakan masih banyak permintaan kopi dari pasar Eropa.

Hal ini melihat data dari Badan Pusat Statistik yang menyebutkan  bahwa ekspor kopi Indonesia ke Uni Eropa periode Januari hingga April 2020 sebesar 26,9 ribu ton atau senilai USD 58,9 juta.

Dari volume ekspor tersebut 93% ekspor kopi Indonesia ke Italia, Spanyol, Belgia dan Jerman. Sedangkan ekspor ke Amerika pada periode yang sama sebesar 20,7 ribu ton atau senilai USD 83,8 juta.

Kasdi menambahkan, perkebunan terus mendorong akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan seperti yang ditargetkan Menteri Pertanian untuk peningkatan ekspor 3 kali lipat (Gratieks) hingga tahun 2024 melalui berbagai kebijakan dalam peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing.

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junaedi menyampaikan, pasar-pasar tradisional kopi Indonesia seperti Amerika Serikat dan Eropa juga bisa dijajaki pasar-pasar non tradisional lain yang selama ini dikuasai oleh kopi asal Brazil, Vietnam dan Kolombia.

Indonesia memiliki keunggulan agroekosistem yang sangat kaya sehingga dari berbagai daerah di Indonesia muncul kopi-kopi spesialty dengan cita rasa dan aroma yang berbeda.

“Tentunya harus kita dorong bagaimana menyesuaikan dengan selera, standarisasi dan kebutuhan negara Buyer,” ujar Dedi Junaidi.

Karena itu, Dedi menambahkan, peningkatan nilai tambah produk kopi dan perlu memanfaatkan peluang-peluang dari perundingan PTA, FTA dan CEPA untuk meningkatkan akses pasar kopi Indonesia ke negara-negara yang terlibat perundingan tersebut, tentunya dengan kesepakatan preferensial tarif yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.(Hukmas Ditjen Bun)