Foto: Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) I Gusti Ketut Astawa (tengah). Dok: istimewa. Jakarta - Guna memastikan penyerapan gula petani dalam negeri dan mewujudkan kestabilan mulai dari hulu hingga hilir, upaya pemerintah terus berprogres. Alokasi dana Rp 1,5 triliun dari Danantara melalui ID FOOD diharapkan menjadi trigger atau pemicu penyerapan gula hasil panen petani dalam negeri, termasuk bagi kalangan swasta. "Memang solusi jangka pendek terhadap gula petani adalah diserap oleh pedagang dan pemerintah. Saat ini sudah ada kepastian Danantara akan turun. Pedagang pun sudah di trigger Danantara. Mereka akan berani membeli, habis Danantara beli. Begitu kesepakatannya," terang Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) I Gusti Ketut Astawa selepas mengisi Seminar Ekosistem Gula Nasional di Jakarta pada Rabu (27/8/2025). "Hanya saja memang ini perlu kesabaran sedikit lagi, karena bagaimanapun Danantara dan ID FOOD tidak bisa sembarangan. Pasti ada prinsip kehati-hatian. Governance-nya harus benar. Mudah-mudahan segera tuntas, kita dorong untuk itu. Nanti kalau sudah keluar, bisa cepat langsung digerakkan penyerapannya," tambah Ketut. Untuk diketahui, NFA mendukung penuh penguatan Cadangan Gula Pemerintah (CGP) ID FOOD yang bersumber dari stok produksi dalam negeri. Melalui surat Kepala Badan Pangan Nasional kepada Menteri BUMN tertanggal 14 Agustus 2025 dengan tembusan salah satunya ke Danantara, telah disampaikan Usulan Penugasan Penyelenggaraan CGP Tahun 2025 kepada ID FOOD. Terkait itu, NFA memberikan rujukan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 40 Tahun 2025 tanggal 13 Maret 2025 yang telah menargetkan agar stok CGP minimal dikelola di angka 260 ribu ton dan stok akhir tahun 2025 dapat berada di angka 26 ribu ton. Untuk penyaluran ke masyarakat dapat dilakukan melalui penjualan ke pasar umum dengan mengacu pada Harga Acuan Penjualan (HAP) tingkat konsumen sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 12 Tahun 2024 atau di bawah harga rata-rata pasaran. Selain itu, Deputi Ketut turut pula memastikan stok raw sugar atau gula kristal mentah yang berasal dari pengadaan luar negeri di tahun ini masih disimpan sebagai CGP dan belum didistribusikan. Dirinya juga memastikan pengawasan terhadap rembesan gula rafinasi ke pasar umum akan terus dilaksanakan bersama Satuan Tugas Pangan Kepolisian Republik Indonesia (Satgas Pangan Polri). "Solusi yang lain lagi untuk mendukung serapan gula hari ini adalah penegakan hukum terhadap rembesan gula rafinasi. Ini sedang berjalan bersama Satgas Pangan Polri, karena sudah menjadi target dan perhatian kami, sehingga rembesan gula rafinasi ini juga harus kita eliminir," ucap Ketut. "Kemudian petani gula juga harus kompak. Jangan ada yang jual di bawah Rp 14.500. Pemerintah sudah memberi ruang dengan HAP sekian, supaya kita sama-sama membangun kekuatan petani. Tatkala Danantara sudah turun tapi ada yang masih begitu, laporkan ke kami. Siapa yang beli dan siapa yang jual," pinta dia. Dijumpai terpisah, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi berpesan bahwa langkah penyerapan ini adalah bentuk kehadiran pemerintah secara nyata bagi kalangan produsen pangan, khususnya gula. Adapun impor raw sugar yang dilaksanakan pada Maret dan April tahun ini semata-mata untuk mempertebal stok CGP dan tidak memberikan impak yang berarti bagi petani gula, karena pada saat itu belum panen raya. "Semangat produksi sedulur petani gula harus dijaga. Semoga langkah pemenuhan stok CJP dengan penyerapan ID FOOD dan Danantara mampu menstabilkan kondisi pergulaan nasional saat ini. Pengadaan raw sugar yang sebelumnya pun dipastikan tidak ada fluktuasi yang berarti, karena telah tuntas sejak April lalu," kata Arief Adapun produksi gula Indonesia dilaporkan dapat mengalami eskalasi yang signifikan. Ini sebagaimana laporan Food Outlook Biannual Report on Global Food Markets yang dipublikasikan Food and Agriculture Organization (FAO) Juni 2025. Produksi gula Indonesia periode 2024/2025 diproyeksikan dapat mencapai 2,6 juta ton. Estimasi tersebut menjadi yang tertinggi kedua terhadap negara ASEAN lainnya, seperti Thailand yang 10 juta ton, Filipina 1,8 juta ton, dan Vietnam 1,1 juta ton. BACA JUGA : Program Intervensi Pemerintah Stabilkan Harga Beras di 196 Kabupaten/Kota Pangan Murah, Kolaborasi Pusat dan Daerah Kendalikan Inflasi Pangan NFA Rinci Skor PPH Sampai Desa untuk Kebijakan Pangan Lebih Tepat Apresiasi Langkah Kota Semarang, NFA Serukan Aksi Nyata Atasi Susut dan Sisa Pangan Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.