Foto: Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., didampingi Sekretaris Utama BNPB Rustian, melakukan audiensi dengan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan RI, Djamari Chaniago di Kantor Kemenko Polkam. Dok: BNPB. Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, melakukan kunjungan ke Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) di Jalan Merdeka Barat, Jakarta. Kehadirannya disambut langsung oleh Menko Polkam, Djamari Chaniago, yang baru saja dilantik Presiden RI Prabowo Subianto. Pertemuan berlangsung akrab sekaligus produktif. Menko Polkam mengakui kehadiran Kepala BNPB seakan “mendahului jadwal”, mengingat dirinya tengah merencanakan kunjungan ke kementerian/lembaga di bawah koordinasinya. “Terima kasih sudah datang. Sebenarnya saya yang berencana bersilaturahmi ke BNPB, tapi justru hari ini Kepala BNPB yang lebih dulu hadir,” ujar Menko Polkam. Dalam diskusi, Kepala BNPB memaparkan data bencana 2021–2024, di mana 76 persen kejadian didominasi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir (5.998 kejadian) dan cuaca ekstrem (4.646 kejadian). Namun, perhatian utama difokuskan pada pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di enam provinsi prioritas sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 dan Keputusan Kemenko Polkam Nomor 29 Tahun 2025. BNPB memegang peran sentral dalam “Desk Karhutla” melalui operasi darat, patroli udara dan water bombing, hingga teknologi modifikasi cuaca. “Sinergi ini penting agar setiap kementerian dan lembaga bergerak selaras, tidak jalan sendiri-sendiri,” tegas Suharyanto. Kepala BNPB melaporkan bahwa penanganan karhutla 2025 relatif terkendali berkat operasi lintas sektor, penegakan hukum, dan kerja sama pusat-daerah. Berdasarkan kondisi tersebut, Kemenko Polkam memutuskan untuk membubarkan Desk dan Satgas Karhutla, dengan pengendalian selanjutnya diserahkan kembali kepada kementerian/lembaga terkait. Meski demikian, Menko Polkam mengingatkan agar capaian ini tidak membuat semua pihak lengah. “Sekecil apapun, api harus dipadamkan dan jangan tunggu membesar. Antisipasi dini menjadi kunci,” pesan Chaniago. Suharyanto sependapat, terlebih potensi El Nino diperkirakan kembali muncul pada 2027. “Kalau kita tidak bersiap sejak sekarang, risiko kebakaran bisa kembali besar,” ujarnya. Pertemuan ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat koordinasi, mitigasi, serta kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana ke depan. Turut mendampingi Kepala BNPB antara lain Sekretaris Utama BNPB Rustian, Deputi Penanganan Darurat Mayjen TNI Budi Irawan, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Agus Riyanto, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari, serta Tenaga Ahli BNPB. BACA JUGA : Bendera Pataka Peringatan Bulan PRB Diserahkan, Banten Jadi Tuan Rumah 2026 Kepala BNPB Lepas Ribuan Peserta Fun Run Bulan PRB 2025 di Mojokerto Pemerintah Pusat Ambil Alih Penanganan Runtuhnya Bangunan Ponpes di Sidoarjo Mojokerto Siap Gelar Puncak Peringatan Bulan PRB 2025, Libatkan Komunitas Hingga Aksi Lingkungan BNPB Perkuat Mitigasi Bencana Lewat Sabodam dan Program Siap Siaga di Forum Internasional ICDMM 2025 Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.