Foto: Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto. Dok: Kompas. Jakarta - Pemerintah pusat bergerak cepat menangani musibah runtuhnya bangunan pondok pesantren di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suryanto bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii langsung turun ke lokasi pada Rabu (1/10/2025), atas perintah Presiden RI Prabowo Subianto. Dalam rapat koordinasi di lokasi kejadian, Suryanto menegaskan bahwa operasi penyelamatan menjadi prioritas utama. “Kami fokus pada pencarian dan pertolongan yang dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas. BNPB mendukung sepenuhnya, mulai dari evakuasi hingga rehabilitasi dan rekonstruksi nantinya,” kata Suryanto. Ia menyebutkan, data sementara menunjukkan tiga orang telah meninggal dunia dan puluhan lainnya diduga masih terjebak di bawah reruntuhan. “Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban, sekaligus doa agar para penyintas diberi kekuatan menghadapi cobaan ini,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menuturkan bahwa kejadian ini sudah dikategorikan sebagai bencana. Basarnas, kata dia, bergerak cepat hanya 38 menit setelah informasi pertama diterima. Hingga kini, sebanyak 379 personel dari 65 instansi terlibat dalam operasi gabungan. “Bangunan yang runtuh terdiri dari tiga lantai dengan tambahan satu lantai yang masih dibangun. Kondisi reruntuhan berbentuk pancake collapse, yaitu tumpukan beton berlapis yang memerlukan penanganan khusus. Prinsip kami jelas, satu nyawa sangat berharga dan akan diupayakan penyelamatan semaksimal mungkin,” tegas Syafii. Untuk mendukung operasi, Basarnas mengerahkan teknologi pendeteksi korban, termasuk drone thermal. Namun, ia meminta masyarakat memahami adanya pembatasan akses di lokasi demi efektivitas kerja tim penyelamat. “Kami sedang mengejar golden time 72 jam pertama, karena peluang korban selamat masih terbuka,” tambahnya. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Emi Frieezer, memaparkan kondisi teknis di lapangan. Menurutnya, kegagalan struktur bangunan menyebabkan runtuhan berbentuk tumpukan yang sulit ditembus. Hingga dua hari operasi, tim berhasil mengevakuasi 11 korban dari tiga sektor berbeda. “Target kami saat ini ada 15 titik dengan 7 korban berstatus merah (respon positif) dan 8 berstatus hitam. Tantangan utama adalah akses menuju korban yang terhimpit beton. Kami harus sangat hati-hati, sebab intervensi berlebihan bisa memicu pergeseran struktur dan membahayakan korban maupun tim,” jelas Frieezer. Dari sisi teknis, dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Muji Irmawan, menambahkan bahwa timnya mendukung Basarnas dalam analisis struktur. Menurutnya, elemen-elemen bangunan yang runtuh sudah dalam kondisi hancur dan berisiko menekan bangunan lain di sekitarnya. “Kami menyiapkan metode pengangkatan elemen struktur maksimal satu ton dengan alat angkat. Proses ini harus dilakukan sangat hati-hati agar tidak menambah keruntuhan atau membahayakan korban yang masih berada di bawah reruntuhan,” jelas Muji. Kepala BNPB Suryanto kembali menegaskan bahwa langkah lanjutan akan diputuskan bersama masyarakat dan keluarga korban. “Meskipun ada konsep golden time, bila nanti operasi beralih ke tahap berikutnya, maka korban yang sudah dinyatakan meninggal akan diperlakukan sesuai agama dan kepercayaannya. Semua keputusan tidak diambil sepihak,” tegasnya. Ia menambahkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menetapkan status darurat bencana. “Artinya, pemerintah pusat melalui BNPB mengambil alih fungsi komando. Basarnas memimpin operasi pencarian dan pertolongan, sementara BNPB akan memegang kendali penuh hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Suryanto. Pemerintah pusat bersama Pemprov Jatim, Pemkab Sidoarjo, TNI-Polri, serta ratusan personel gabungan berkomitmen menuntaskan operasi evakuasi hingga seluruh korban berhasil ditangani. BACA JUGA : Kepala BNPB Lepas Ribuan Peserta Fun Run Bulan PRB 2025 di Mojokerto Mojokerto Siap Gelar Puncak Peringatan Bulan PRB 2025, Libatkan Komunitas Hingga Aksi Lingkungan BNPB Perkuat Mitigasi Bencana Lewat Sabodam dan Program Siap Siaga di Forum Internasional ICDMM 2025 Kepala BNPB Tekankan Pentingnya Warisan Pengetahuan Mitigasi Gempa Bumi Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.