BNPB Catat Peningkatan Cuaca Ekstrem di Sejumlah Daerah, Warga Diminta Waspada

bnpb Foto: Dok: BNPB.

Jakarta - Cuaca ekstrem kembali melanda berbagai wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (19/10) pukul 07.00 WIB, sedikitnya lima peristiwa bencana baru tercatat terjadi di sejumlah provinsi. Fenomena tersebut didominasi oleh hujan berintensitas tinggi yang disertai angin kencang, serta kekeringan di beberapa titik.

BNPB mencatat kejadian angin kencang paling parah terjadi di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Jumat (17/10). Hujan deras yang turun sejak sore hari diikuti hembusan angin kuat menyebabkan kerusakan cukup luas di Kelurahan Kepil, Kecamatan Kepil.

Sebanyak 23 Kepala Keluarga (KK) terdampak, sementara satu warga dilaporkan mengalami luka ringan. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menemukan sedikitnya lima rumah rusak berat, 18 rumah rusak ringan, dan sejumlah fasilitas pendidikan ikut terdampak. Hingga Sabtu (18/10), petugas gabungan masih melakukan evakuasi pohon tumbang dan perbaikan akses jalan.

Di waktu hampir bersamaan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, juga diterpa angin kencang pada Jumat siang. Hujan deras yang melanda empat desa di tiga kecamatan Penataran dan Mondangan di Kecamatan Nglegok, Tumpang di Kecamatan Talun, serta Sawentar di Kecamatan Kanigoro mengakibatkan 32 KK terdampak dan 37 bangunan, termasuk fasilitas umum, mengalami kerusakan.

Tim BPBD Blitar segera bergerak untuk membersihkan material pohon tumbang yang sempat menutup jalur utama. Pada Sabtu (18/10), seluruh akses jalan telah kembali normal.

Sementara itu, di ujung barat Indonesia, Kabupaten Aceh Barat juga mengalami cuaca ekstrem pada Jumat petang (17/10). Hujan disertai angin kencang menyebabkan genangan dan pohon tumbang di delapan gampong di dua kecamatan, yakni Johan Pahlawan dan Meureubo.

Sebanyak 113 KK atau 376 jiwa terdampak, namun tidak ada korban jiwa. Tim gabungan menyiagakan dapur umum dan menyalurkan bantuan darurat untuk warga, sambil terus melakukan pendataan dan pemantauan kondisi lapangan.

Peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada Jumat sore (17/10). Cuaca ekstrem di Desa Serangkat, Kecamatan Ledo, menyebabkan 10 KK terdampak dan kerusakan pada beberapa fasilitas, termasuk satu sekolah dan satu kantor desa. BPBD setempat telah menurunkan tim untuk kaji cepat dan memberikan sosialisasi pencegahan kepada warga.

Tak hanya hujan dan angin kencang, kondisi kekeringan juga masih menghantui wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, sekitar 80 KK atau 300 jiwa mengalami krisis air bersih. Tim gabungan menyalurkan bantuan 1.200 liter air dan 10 jeriken pada Jumat (17/10), serta menelusuri potensi sumber air baru untuk pembangunan tandon.

Menanggapi peningkatan kejadian cuaca ekstrem, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar ruang ketika hujan deras atau angin kencang.

“Pemerintah daerah perlu memperkuat sistem peringatan dini dan memastikan kesiapan sarana penanggulangan bencana agar masyarakat bisa terlindungi,” ujarnya.

BNPB juga meminta warga untuk aktif memantau informasi resmi cuaca dari BMKG dan segera melapor ke aparat setempat jika terjadi potensi bahaya seperti pohon tumbang, banjir, atau longsor.