BNPB Perkuat Dukungan Pemulihan Pascagempa Sarmi, Papua: Fokus pada Distribusi Logistik dan Pendampingan Teknis

bnpb Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memperkuat dukungan bagi Pemerintah Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, pascagempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,6 yang mengguncang wilayah tersebut pada Kamis (16/10) sore. Upaya ini mencakup pengiriman bantuan logistik, penyediaan peralatan darurat, serta pendampingan teknis untuk mempercepat penanganan di lapangan.

Melalui Tim Reaksi Cepat (TRC), BNPB telah berada di lokasi sejak awal pascakejadian. Tim bekerja bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarmi dalam melakukan asesmen kerusakan, mengatur distribusi bantuan, serta menyiapkan laporan administrasi tanggap darurat sebagai dasar penyaluran bantuan lanjutan dari pusat.

“Kami memastikan semua dukungan logistik, peralatan, dan operasional tiba tepat waktu serta sesuai kebutuhan masyarakat di lapangan,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, Senin (20/10).

Bantuan tahap pertama yang dikirim mencakup kebutuhan dasar seperti paket sembako, tenda keluarga, tenda pengungsi, matras, velbed, dan terpal dengan total nilai mencapai sekitar Rp325 juta. Pengiriman bantuan tambahan, termasuk peralatan berat seperti chainsaw, perahu karet, dan mesin tempel, dilakukan pada Minggu (19/10) malam melalui jalur udara dan laut, dan diperkirakan tiba di Sarmi pada hari ini.

Kondisi Lapangan dan Upaya Pemerintah Daerah

Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Sarmi per 19 Oktober 2025, tidak terdapat korban jiwa akibat gempa tersebut. Dua warga dilaporkan mengalami luka ringan dan telah mendapatkan perawatan medis. Sebagian masyarakat memilih mengungsi sementara ke rumah keluarga yang lebih aman.

Sementara itu, data sementara mencatat 114 unit rumah mengalami kerusakan, terdiri atas 30 rusak berat, 54 rusak sedang, dan 30 rusak ringan. Selain itu, terdapat empat rumah ibadah dan dua fasilitas kesehatan yang juga terdampak.

Menanggapi kondisi ini, Bupati Sarmi memperpanjang status tanggap darurat bencana gempa bumi hingga 19 Desember 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan seluruh proses pemulihan berjalan terarah dan berkelanjutan di enam distrik terdampak, yakni Distrik Sarmi, Sarmi Selatan, Pantai Barat, Pantai Timur Bagian Barat, Pantai Timur, serta Kelurahan Mararena.

Pemerintah Kabupaten Sarmi juga telah mengajukan dukungan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp500 juta kepada BNPB guna memperkuat operasional tanggap darurat di lapangan, termasuk percepatan pendistribusian bantuan dan pelayanan dasar bagi warga terdampak.

Gempabumi Susulan dan Imbauan Kewaspadaan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa utama pada Kamis (16/10) berpusat di 2,18° Lintang Selatan dan 138,94° Bujur Timur, tepatnya di wilayah Kampung Dabe, Distrik Pantai Timur Bagian Barat. Gempa dangkal tersebut dipicu oleh aktivitas Sesar Anjak Mamberamo.

Hingga Minggu (19/10), tercatat dua gempa susulan dengan magnitudo 5,1 dan 4,5. Meski tidak menimbulkan kerusakan tambahan, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi gempa susulan yang mungkin terjadi.

BNPB dan BPBD mengingatkan masyarakat untuk memastikan kondisi bangunan aman sebelum kembali ke rumah, menghindari lokasi retakan tanah, serta menyiapkan tas siaga berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting, dan senter. Warga juga diminta untuk selalu mengikuti perkembangan informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD setempat, serta tidak mempercayai kabar yang belum terverifikasi.

Pemulihan Bertahap

BNPB menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi Pemerintah Kabupaten Sarmi dalam proses pemulihan pascabencana. Selain fokus pada distribusi logistik, BNPB juga akan membantu penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi awal (RRR) agar masyarakat dapat segera kembali beraktivitas dengan aman.

“Sinergi pusat dan daerah sangat penting dalam mempercepat pemulihan, terutama di wilayah dengan tantangan geografis seperti Sarmi,” tegas Abdul Muhari.