Foto: Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan pemaparan mengenai pengembangan kawasan industri Tanah Kuning pada acara Kaltara Investment Forum 2017. (Kemenperin) Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah berupaya menyedot aliran investasi dari China. Pasalnya, negara tersebut sedang giat-giatnya menabur investasi di beberapa negara dengan pangsa pasar besar di Asia. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, upaya mengejar investasi negeri tirai bambu itu dilakukan pemerintah lantaran neraca perdagangan Indonesia-China masih meninggalkan hasil defisit sebesar US$ 15,6 miliar. “Perdagangan dengan China itu defisit US$ 15,6 miliar, itu akan kami kompensasikan dengan investasi. Investor dari China adalah sasarannya," ucap Airlangga saat menghadiri acara Kalimantan Utara (Kaltara) Investment Forum di Hotel JS Luwansa, Jakarta kemarin. Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total investasi China ke Indonesia sepanjang tahun lalu menempati posisi kedua terbesar dengan nilai US$ 1,07 miliar. Uang tersebut mengalir ke dalam negeri melalui 520 proyek yang tersebar di beberapa daerah Indonesia. Untuk tahun ini, Airlangga menginginkan capaian investasi dari China bisa meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Demi mendapatkan yuan dari China, Airlangga mengaku telah menyiapkan beberapa proyek dan kawasan industri serta proyek pembangunan daerah. “Forum ini menjadi tempat yang cocok karena investasi butuh tempat dan posisi Kaltara sangat strategis (untuk ditawarkan ke China),” kata Airlangga. Di Kaltara sendiri, Airlangga ingin mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai modal utama penarik investor. Adapun untuk pembangunan PLTA, Airlangga membidik dapat membangun pembangkit dengan kapasitas listrik mencapai 6.600 Megawatt (MW) dengan harga listrik sekitar 4 sen dolar Amerika per kiloWatt-hour (kWh). Setelah listrik terbangun, Airlangga akan kembali menawarkan investor China dengan kawasan industri Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan yang memiliki luas mencapai 10 ribu hektare dan akan dijadikan kawasan industri berbasis aluminium. Keunggulannya, selain dekat dan kaya akan bauksit yang merupakan bahan baku aluminium, Pemerintah akan memperlancar perizinan pembangunan industri dan investasi, pemberian tax allowance, dan tax holiday kepada industri utama yang ingin membangun industri di Tanah Kuning. "Sejak adanya larangan ekspor mineral dari Pemerintah Indonesia, China kesulitan impor mineral dari Indonesia. Mau tidak mau mereka mendekati sumber dengan membangun pabrik di sini,” kata Airlangga. Sementara itu, Dirjen Pengembangan dan Perwilayahan Industri Kemenperin Imam Haryono mengatakan, selain Kaltara, pemerintah juga menawarkan beberapa titik sumber mineral di Indonesia, seperti di Sulawesi, Maluku, dan Papua kepada investor China. Titik-titik ini ditawarkan lantaran kaya akan mineral dan pengolahan mineral menjadi salah satu industri yang memiliki daya tarik bagi China. BACA JUGA : Indonesia Perkuat Ekspor ke Korea Selatan Kemendag Gelar Pelatihan Promosi Perdagangan dengan Pakistan Kemendag Sampaikan Program Designer Dispatch Services (DDS) Kemendag Dukung Buton Utara Kembangkan Ekspor Produk Organik Kemendag dan CBI Rekrut Pelaku Usaha Produk Home Decoration Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.