Tsunami Selat Sunda

Kementerian PUPR Fokus Evakuasi Korban serta Pembersihan Sampah dan Puing

menteri pupr basuki hadimuljono Foto: Desa Way Muli, Pantai Rajabasa.

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menurunkan personil dan alat berat untuk terus melakukan pembersihan puing-puing bangunan maupun sampah yang menutup jalan maupun di sepanjang kawasan pantai di Provinsi Banten dan Lampung.
 
Di Kabupaten Lampung Selatan, hingga Senin (24/12) jumlah alat berat yang sudah bekerja di lapangan sebanyak 24 unit terdiri dari 8 ekskavator, 6 dump truk, 5 loader, 3 ekskavator mini dan 2 dozer.
 
Selain itu telah dilakukan mobilisasi tambahan alat berat berupa 3 dozer dan 4 dump truk kecil. Ketersediaan alat berat berasal dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan (BBPJN) V Sumsel-Lampung, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji-Sekampung, BUMN Karya dan kontraktor setempat. 
 
Tsunami juga mengakibatkan bangunan pengaman pantai atau breakwater yang dibangun Kementerian PUPR di Pantai Kalianda dan Rajabasa mengalami kerusakan. Keberadaan bangunan pengaman pantai tersebut turut meredam daya rusak air yang bersumber dari tsunami.
 
Sementara itu, untuk peralatan air bersih dan sanitasi di Lamsel, telah dikirim 1 mobil tangki air kapasitas  4000 liter 1 unit, 1 mobil vacum tinja, 1 mobil toilet kabin 10 WC Portable dan 5 bioseptik. 
 
Sebelumnya pada hari Senin (24/12), Menteri Basuki mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau Puskesmas Labuan, posko penanggulangan bencana di Desa Rancateureup yang berjarak kurang lebih 100 meter dari Puskesmas Labuan, rumah sakit lapangan yang didirikan Batalyon Kesehatan 1 Marinir Cilandak, dan  lokasi di sekitar Mutiara Carita Cottage, Pantai Carita, Pandeglang, Banten.
 
Di Banten, fokus penanganan adalah pembersihan puing dan sampah pada ruas jalan terdampak Cilegon - Pasauran - Labuan, khususnya pada ruas  Pantai Anyer - Pantai Carita sepanjang 11 km. 
 
Kondisinya kini sudah bersih dan terbuka dan juga telah dilakukan pembersihan ruas jalan Cibaliung - Sumur sepanjang 2 km yang sempat terputus karena tertimbun puing dan sampah  dan ditargetkan tuntas pada Rabu, (26/12).
 
Prioritas utama pada masa tanggap darurat pascabencana tsunami di Pandeglang dan Lampung Selatan adalah melakukan evakuasi korban meninggal dunia dan menyelamatkan korban yang hidup, membersihkan sampah dan puing, serta memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi para.