Jelang Ramadhan dan Lebaran, Stok Gula Aman

Ardi Foto: Gula kristal putih (ist)

Jakarta - Benar, bahwa saat bulan Puasa dan Lebaran kebutuhan gula meningkat lebih tinggi dibanding bulan biasa atau pada umumnya. 

Namun masyarakat tidak perlu risau karena stok gula kristal putih (GKP) masih tetap aman.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Semusim dan Rempah , Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, Ardi Praptono kepada Media Perkebunan.

Ardi mengatakan bahwa stok gula hingga akhir tahun lalu sebesar 744.206 ton dan lebih dari cukup untuk mengamankan kebutuhan gula saat Puasa dan Lebaran.

 “Jadi dengan stok gula tersebut cukup untuk menutupi kebutuhan Puasa dan Lebaran,” ungkap Ardi.

Selain itu, Ardi optimis, produksi gula akan terus meningkat melalui program Peningkatan Produktivitias 2020–2023 yang dilakukan oleh Ditjen Perkebunan untuk meningkatkan produksi gula nasional.

“Program peningkatan gula nasional itu dilakukan dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi. Program intensifikasi itu sendiri dilakukan dengan dua cara bongkar ratoon dengan rawat ratoon,” papar Ardi.

Alhasil, lanjut Ardi, produksi gula nasional terus meningkat. 

Berdasarkan catatan produksi gula nasional tahun 2021 mencapai 2,36 juta ton atau meningkat 234 ribu ton dibanding tahun 2020. 

Adapun prediksi produksi gula tahun 2022 sebesar 2,46 juta ton, dan target produksi gula tahun 2024 sebesar 2,80 juta ton.

“Adapun untuk peningkatan produksi gula (konsumsi) tahun 2022 yakni ekstensifikasi seluas 50 ribu hektar dan untuk intensifikasi seperti bongkar ratoon seluas 75 ribu hektar dan rawat ratoon seluas 125 ribu hektar,” urai Ardi.

Ardi pun menguraikan dengan ekstensifikasi seluas 50 ribu hektar maka akan menghasilkan 359.975 ton GKP. 

Sedangkan untuk bongkar ratoon seluas 75 ribu ton akan menghasilkan 138.000 ton GKP dan rawat ratoon seluas 125 ribu hektar akan menghasilkan 178.125 ton GKP.

Sehingga, Ardi yakin dengan konsistensi program Peningkatan Produktivitas 2020 – 2023 maka produksi gula nasional meningkat dan impor raw sugar (gula mentah) akan terus berkurang. (Humas Ditjenbun)