Foto: Media Relation UI, Egya Tarigan. Jakarta - Belum lama ini Badan Nasional Penanggulan Teroris (BNPT) menyebut saat ini paham radikalisme banyak menyasar mahasiswa baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). BNPT menyebut mahasiswa-mahasiswa yang terpapar radikalisme banyak berasal dari fakultas eksakta dan kedokteran. Tujuh kampus ternama yang disebut mahasiswanya terpapar radikalisme yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (UB). Terkait hal tersebut, rektor UI menyatakan bahwa kampus UI menentang segala bentuk ormas yang tidak sejalan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. “Pernyataan itu sudah disampaikan rektor UI. Bentuk ketegasannya jika ditemukan ada organisasi kemahasiswaan atau apapun yang berkaitan dengan kegiatan mahasiswa atau civitas akademik lainnya dalam kampus UI, jika berkenaan dengan ormas yang dilarang Pemerintah, kita akan menindak tegas yang berujung diberhentikannya statusnya sebagai mahasiswa. Jika dia staff atau dosen kita hentikan statusnya, itu sanksi terberatnya. Ini adalah bentuk ketegasan kita” kata Media Relation UI, Egya Tarigan di Jakarta, Senin (9/7). Sikap tersebut juga disampaikan kepada seluruh dekan dan sudah dipublish ke media. “UI tidak main-main soal kedaualatan bangsa, sebagai kampus terbesar di Indonesia, UI menjadi rujukan bagi semua calon mahasiswa Jadi itu bentuk ketegasan UI kalau kita ingin sejalan dengan dasar yang sudah ditetapkan Negara ini,” papar perempuan muda yang aktif di media sosial ini. Diakui sejauh ini tidak ada organ mahasiswa UI yang mengarah pada upaya anti Pancasila, justru praktik kebhinnekaan berjalan baik. “Di UI ada beberapa UKM kerohanian, ada perwakilan dari Islam, Protestan, Katolik, Budha Hindu, mereka saling kolaborasi, mereka pernah membuat event bersama untuk menggalang suara menentang segala bentuk radikalisme dan hal yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Mereka bergandengan bersama-sama untuk menentang hal yang tidak sepaham dengan ideologi bangsa kita,” terang Egya. UI dikenal memiliki organisasi mahasiwa yang bersifat Official, semua dibawah pengawasan UI. Jadi kalau ada yang tidak di bawah UI itu artinya di luar tanggung jawab UI. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan adanya organisasi yang di luar official UI, kampus memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri, bergabung dengan ragam jenis ragam kemahasiwaan. Namun tetap memberikan pengarahan bahwa untuk dapat bertanggungjawab dan tetap selaras dengan ideologi NKRI. “Pengawasan yang optimal memang dilakukan kampus sebagai bentuk perhatian kepada mahasiswa. Jadi pengawasaannya tidak hanya dari atas, tapi dari unsur terdekat mahasiswa itu sendiri. Seperti dosen, ibaratnya seperti wali kelas di SMA, untuk sama-sama mengawasi progress akademik dan non akademik di kampus kita” tutup Egya yang selalu ramah menerima siapapun untuk berdiskusi. BACA JUGA : MUI : Dana Calon Jamaah Haji Boleh Diproduktifkan asal Memenuhi Empat Syarat Ini Polisi Diminta Usut Kasus Mi Samyang Mengandung Babi Achmad Basarah: Konsep Nasionalisme dan Islam Itu Berjalan Beriringan Sekjen FUI Jamin Aksi 212 Jilid II Damai Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.