Foto: Walikota Bontang, Neni Moerniaeni Kerja keras Neni Moerniaeni, Walikota Bontang, Kalimantan Timur, selama ini berbuah manis. Kota Bontang kini menjadi salah satu kota yang tertata rapi di Indonesia. Kepiawaian Neni Moerniaeni menyulap kota (City) Gas di tahun 2020 ini mendapat perhatian khusus dari masyarakat dunia. Beberapa waktu lalu (10-12 Juli) wanita bersahaja ini diundang untuk menghadiri 'The 2019 World Cities Summit and Mayors Forum (WCSMF)' di Medellin, Kolombia. Neni Moerniaeni hadir atas undangan Walikota Medellin Federico Gutierrez sebagai tuan rumah konferensi internasional ini. Dari Indonesia hanya ada lima kepala daerah yang diundang khusus, yakni Surabaya, Jakarta, Jambi, Semarang, dan Bontang. World Cities Summit adalah rangkaian konferensi internasional tentang pemerintahan publik yang efektif dan pengembangan kota yang berkelanjutan. Para kepala daerah ini diminta menyampaikan metode menciptakan kualitas kota yang layak ditinggali dan upaya melestarikan kelangsungan kota layak huni. Artinya, pemerintah kota Bontang diakui memiliki komitmen kuat mengembangkan kota yang layak huni dan sustainable. "Alhamdulillah ini merupakan kebanggaan buat Bontang terpilih sebagai kota yang diundang untuk bisa sharing tentang membangun kota yang berkualitas," kata Walikota Neni. Tidak ada konsep yang bisa diterima secara umum mengenai kota layak huni atau liveable lanjutnya. Namun secara umum, bisa diterima bahwa kelayakan kota menyangkut 2 hal yaitu kualitas hidup dan kenyamanan hidup. Karena itu, langkah Pemkot Bontang meningkatkan kualitas hidup dengan cara memperbaiki kualitas pelayanan infrastuktur, kesehatan, pendidikan, ketersediaan listrik dan air, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ketersediaan pangan, serta kerukunan umat beragama. "Dan untuk rasa nyaman pemerintah memberikan pelayanan publik yang cepat dan berkualitas lewat satu pintu," katanya. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menyiapkan ruang terbuka hijau, gerakan jumat bersih, mengolah limbah dengan melibatkan masyarakat, serta membangun kota tanpa kumuh secara bertahap. "Dan tentunya bekerja sama dengan seluruh stakeholder untuk membangun kota," tukasnya. Neni Moerniaeni melanjutkan, dalam pertemuan WCSMF itu menyatukan praktisi dan pembuat kebijakan serta para ahli terkemuka di bidangnya agar dapat mengidentifikasi solusi inovatif untuk tantangan terberat yang dihadapi kota. BACA JUGA : Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.