Foto: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Dok: Bapanas. Jakarta - Program prioritas Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih besutan Presiden Prabowo Subianto semakin digeber pembentukannya ke seluruh Indonesia. Melalui komando Kementerian Koordinator Bidang Pangan, ditargetkan hingga 30 Juni nanti, semua Koperasi Merah Putih sudah selesai terbentuk dan terdaftar. "Bapak Presiden Prabowo meminta kita semua agar sudah bisa mulai berlari. Jangan jalan saja. Jadi Koperasi Merah Putih sudah terbentuk 30 Juni dan juga sudah selesai pendaftarannya. Notaris sudah selesai, sehingga per 28 Oktober sudah harus berjalan," terang Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat meninjau Koperasi Merah Putih Sukodadi di Palembang, Sumatera Selatan pada Selasa (27/5/2025). "Paling baik itu menggunakan captive market. Captive market itu bahasa sederhananya pasar yang sudah ada di sini. Misalnya kita jual minyak goreng, pasti kan masyarakat di sini butuh. Lalu gula sampai gas melon juga. Jadi maunya Pak Presiden itu ekonominya berputar di desa, gak kemana-mana," jelas Arief. Adapun berdasarkan hasil pendataan Potensi Desa (Podes) di 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat terdapat total 84.276 wilayah administrasi pemerintah setingkat desa. Dengan begitu, target Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebanyak 80.000 telah melingkupi hingga 94 persen dari total desa/kelurahan yang ada di Indonesia. Dalam data BPS juga dilaporkan infrastruktur ekonomi yang telah terbangun di perdesaan semakin berkembang. Salah satunya koperasi. Tercatat sepanjang 2024, total sebanyak 51.505 koperasi sudah pada dengan berbagai bentuk misalnya koperasi unit desa, koperasi simpan pinjam, hingga koperasi industri kecil dan kerajinan rakyat. "Jadi Koperasi Merah Putih ini memang harusnya buat sama-sama. Jadi potensi yang ada di desa itu apa, itu kita maksimalkan. Kalau gerai sembako, itu sudah pasti. Semua wilayah memerlukan. Semua itu nanti kita sediakan dan tentunya kalau sembako itu kualitasnya baik, harganya baik, pasti jualannya baik," beber Arief. "Lalu tadi saya di sini melihat jamur tiram. Itu yang harus dijual bukan jamurnya, tapi lebih apa saja manfaat konsumsi jamur tiram. Tapi percayalah kalau kita mulai dari market dahulu, nanti feasibility study untuk pinjaman Koperasi Merah Putih yang Rp 3 miliar per koperasi, bisa lancar. Dengan itu, kita bangun ekosistemnya, bukan individunya," tukas Kepala NFA Arief Prasetyo Adi. Fluktuasi harga pangan pokok strategis di perdesaan diyakini dapat pula lebih ditekan dengan kehadiran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Melalui saluran Koperasi Merah Putih yang tersebar di desa-desa, nantinya pangan pokok strategis dapat dijual dengan harga lebih terjangkau berbarengan dengan program intervensi pangan dari pemerintah. Data BPS menunjukkan di wilayah perdesaan, masih terdapat pergerakan harga pangan yang dinamis. Misalnya terhadap beras, selama 2024, rerata harga eceran beras di perdesaan sempat meninggi di Maret dengan rata-rata harga Rp 15.821 per kilogram (kg). Namun mengalami penurunan sampai Desember dengan Rp 15.309 per kg. Turut hadir dalam kegiatan hari ini antara lain Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Didit Herdiawan, Wakil Gubernur Sumatera Selatan Cik Ujang, Wali Kota Palembang Ratu Dewa, dan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa. BACA JUGA : NFA Dukung Penuh Koperasi Merah Putih sebagai Katalis Ekonomi Desa Kepala NFA Paparkan Strategi Perkuat Ekosistem Pangan Daerah di Sumsel Sambut Bonus Demografi, NFA Tingkatkan Level Ketahanan Pangan Nasional Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.