KKP Promosikan Teknologi Rendah Karbon dan Praktik Ramah Lingkungan

Brahmantya Satyamurti Poerwadi Foto: Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti Poerwadi.

Polandia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia mempromosikan teknologi rendah karbon dan praktik ramah lingkungan dalam pariwisata berbasis ekosistem. Tujuannya, sebagai tindakan serius untuk mengelola ekosistem laut dan pesisir yang berkelanjutan.
 
"Konsep tentang "Ekonomi Biru Berkelanjutan" berbasis kelautan yang tentunya harusnya dapat memberikan manfaat sosial, ekonomi untuk generasi saat ini dan masa depan serta dapat mengembalikan, melindungi dan mempertahankan keragaman, produktivitas, ketahanan (untuk bencana dan dampak perubahan iklim)," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi di sela-sela perhelatan akbar Konferensi pengendalian perubahan iklim pada pertemuan tahunan negara United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) ke-24 di Katowice, Polandia.
 
Melalui siaran persnya, Rabu (12/13), Brahmantya juga menjelaskan, konsep ekonomi biru berkelanjutan juga harus mengadopsi fungsi inti dan nilai-nilai ekosistem laut dan juga berdasarkan teknologi bersih, energi terbarukan.
 
Ada tiga prinsip yang ditekankan Brahmantya dalam presentasinya terkait dengan prinsip dasar pengelolaan keberlanjutan ekonomi biru yang dikelolan dengan baik.
 
Di antaranya efisiensi alam. Di mana, pengelolaan ekosistem berdasarkan ketersediaan sumber daya alam dari kelangkaan akan menjadi berlimpah. Kemudian, tanpa limbah yang berarti jangan sia-siakan sampah, sampah juga dapat di olah kembali sebagai sirkular ekonomi.
 
Kemudian yang ketiga, kemandirian untuk semua di mana pekerjaan akan lebih banyak dan kesempatan bekerja untuk semua.
 
Kementerian kelautan dan perikanan juga mengenalkan contoh "Best Practice" dari konsep ini  salah satunya terkait pengembangan penurunan karbon rendah. Yaitu, dengan melakukan pengembangan ekowisata kelautan berbasis ekosistem pesisir  dan restorasi hutan bakau untuk ekowisata masyarakat di Kabupaten Malang Selatan, Jawa Timur.
 
"Ekowisata ini telah berhasil mengadopsi konsepsi ekonomi biru untuk memastikan keberlanjutan sumber daya ekosistem," tutur Brahmantya.