Foto: 915 homestay di kawasan Mandalika di Lombok untuk mengakomodasi turis dalam ajang World Superbike dan MotoGP (istimewa) Jakarta-Kementerian PUPR telah menyiapkan sekitar 915 homestay di kawasan Mandalika di Lombok untuk mengakomodasi turis dalam ajang World Superbike dan MotoGP. Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara I Direktorat Jenderal Perumahan PUPR telah menyelesaikan peningkatan kualitas 398 unit rumah tak layak huni menjadi sarana hunian pariwisata (Sarhunta) di DPSP Mandalika Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Adanya Sarhunta tersebut nantinya diharapkan selain untuk mendukung Destinasti Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika Lombok NTB, juga bisa menjadi alternatif hunian bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke NTB selama ajang balap internasional World Superbike (WSBK) yang rencananya pada 19-21 November 2021 dan MotoGP 2022 mendatang. "Pemerintah meyakini bahwa sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah sektor pariwisata. Terkait hal ini, Kementerian PUPR telah merenovasi rumah warga agar layak untuk dijadikan homestay di kawasan wisata sehingga masyarakat setempat bukan hanya jadi penonton, tetapi bisa menikmati kue pariwisata," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Pelaksanaan pembangunan Sarhunta di KSPN Mandalika totalnya sebanyak 915 unit. Jumlah tersebut terbagi menjadi dua yakni 300 unit di Kabupaten Lombok Tengah, Mandalika untuk mendukung ajang balap motor internasional dan 98 unit di Kabupaten Lombok Utara. Sedangkan sisanya sebanyak 517 unit dilaksanakan pembangunan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni di sepanjang koridor pintu masuk di kawasan Mandalika. Kasi Wilayah 2 Nusa Tenggara Barat Balai P2P NT I Dudi Mustofa mengatakan konsep kegiatan peningkatan kualitas hunian bersifat pemberdayaan sehingga masyarakat dilibatkan dalam proses pelaksanaan, dari mulai perencanaan teknis sampai kegiatan. Untuk anggaran kegiatan, dikatakan Dudi disediakan total Rp62 miliar dengan proporsi 30 persen untuk upah tukang atau sekitar Rp18 miliar dan sisanya Rp44 miliar untuk bahan bangunan. "Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas Sarhunta maksimal Rp115 juta per umkt, jadi sangat bervariasi ada yang kebutuhannya hanya Rp90 juta, ada juga yang dimaksimalkan Rp115 juta. Kemudian pemilik rumah juga harus berkontribusi untuk menambahkan kelengkapan lainnya," ujarnya. Sarhunta yang dibuat memiliki standar homestay internasional dengan luasan 12 meter persegi, ditambah dengan kamar mandi standar internasional."Tipe-tipe dari rumah yang dikembangkan yaitu berkonsep kearifan lokal seperti Bale Lumbung dan Bale Bonter. Jadi konsepnya rumah lumbung dan mengedepankan konsep suku Sasak," tutup Dudi. BACA JUGA : Kementerian PUPR Tambah 11 Ruas Tol,Tuntas Akhir tahun 2021 PUPR Rampungkan Kembali Pasar Legi dan Pasar Pariaman Kementerian PUPR Selesaikan Konstruksi Venue Akuatik, Cricket dan Hoki Lebih Cepat dari Target 33% Kegiatan Konstruksi Pembangunan Infrastruktur pada 5 KSPN Sudah Berjalan Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.